Repelita Jakarta – Setelah ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi bahan perdebatan, kini sorotan beralih ke Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sastrawan Indonesia, Goenawan Mohamad, mengungkapkan pandangannya melalui platform X pada Selasa (6/5/2025), menilai bahwa polemik ijazah Jokowi seharusnya sudah tidak perlu diteruskan.
Goenawan menilai, apakah ijazah Jokowi asli atau palsu tidak lagi memberikan dampak bagi Indonesia mengingat Jokowi sudah tidak menjabat sebagai Presiden.
"Saya mendukung ide, agar heboh soal ijazah mantan Presiden Jokowi tak diterus-teruskan. Palsu atau asli, tak ada dampaknya lagi: beliau tak punya kekuasaan," tulis Goenawan.
Namun, Goenawan menegaskan bahwa kini masyarakat Indonesia seharusnya lebih fokus mempertanyakan latar belakang pendidikan Gibran, terutama terkait ijazah, keahlian, dan prestasinya.
"Saya lebih sepakat, yang perlu diusut adalah pendidikan Wakil Presiden, Gibran. Apa sekolahnya? Di mana? Apa ijazahnya, latar belakang keahliannya? Bagaimana prestasinya?" ujarnya.
Pendidikan Gibran Rakabuming Raka memang menarik perhatian publik.
Gibran yang lahir di Surakarta pada 1 Oktober 1987, sebelumnya mengenyam pendidikan di Singapura dan Australia.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta, Gibran melanjutkan studinya ke Singapura dan bersekolah di Orchid Park Secondary School pada tahun 2002.
Orchid Park adalah sekolah yang didirikan pada Januari 1999 di kawasan Woodlands Ring Secondary School.
Pada tahun 2007, Gibran lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS).
Tak berhenti di situ, Gibran melanjutkan pendidikan di University of Technology Sydney melalui program Insearch dan lulus pada 2010.
Dengan banyaknya pertanyaan mengenai latar belakang pendidikan Gibran, kejelasan terkait ijazah dan prestasi akademiknya diharapkan dapat menjawab keraguan yang ada di masyarakat.
Editor: 91224 R-ID Elok