
Repelita Jakarta – Aura Cinta, seorang remaja yang kini terkenal sebagai pemeran FTV, menjadi sorotan publik setelah mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait larangan kegiatan wisuda dan perpisahan sekolah.
Meski masih berusia muda, Aura Cinta tidak ragu untuk menyuarakan pendapatnya secara terbuka melalui berbagai platform media sosial.
Aura, yang juga dikenal aktif dalam endorsing produk, mengungkapkan bahwa ia tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Menurutnya, perpisahan adalah momen penting yang tidak boleh dihilangkan dalam perjalanan pendidikan, terutama bagi siswa yang telah menempuh masa sekolah bertahun-tahun.
Kritik tersebut mendapat perhatian luas, tidak hanya karena keterbukaan Aura dalam mengungkapkan pendapat, tetapi juga karena ia terlihat sangat nyaman dan lancar dalam berkomunikasi di depan publik.
Banyak yang terkejut melihat sikapnya yang berani meski usianya masih tergolong muda. Dalam beberapa unggahan, Aura menekankan bahwa dirinya tidak memiliki latar belakang keluarga yang miskin atau kurang mampu, melainkan ia ingin berbicara atas dasar rasa keadilan dan pengalaman pribadi.
Aura menegaskan bahwa ia bukanlah sosok yang ingin dipandang dari segi materi, tetapi dari pandangannya yang kritis terhadap kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan banyak orang, terutama generasi muda.
Meski mendapat berbagai reaksi dari masyarakat, beberapa warganet dan pengamat mendukung langkah Aura dalam menyuarakan pendapatnya. Mereka menganggap bahwa suara seperti Aura penting untuk mendobrak kebijakan-kebijakan yang mungkin tidak sepenuhnya memahami kebutuhan dan aspirasi anak muda.
Kebijakan Dedi Mulyadi terkait larangan kegiatan perpisahan memang menuai pro dan kontra. Di satu sisi, kebijakan ini dianggap efisien dan dapat mencegah pemborosan. Namun, di sisi lain, banyak pihak yang merasa bahwa perpisahan adalah bagian tak terpisahkan dari kenangan masa sekolah yang patut dihargai.
Debat yang terjadi antara Dedi Mulyadi dan Aura Cinta ini membuka ruang lebih luas untuk dialog antara pemerintah dan masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai kebijakan yang lebih inklusif dan berwawasan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

