Repelita Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi tudingan bahwa debatnya dengan remaja perempuan bernama Aura Cinta adalah rekayasa.
Debat tersebut menjadi viral setelah Aura Cinta mengkritik kebijakan Dedi Mulyadi tentang larangan wisuda dan perpisahan sekolah.
Banyak pihak yang menduga bahwa pertemuan tersebut telah diatur sebelumnya.
Namun, Dedi Mulyadi membantah hal tersebut dan menegaskan bahwa ia tidak mengenal Aura Cinta sebelum kejadian itu.
Ia menjelaskan bahwa pertemuan tersebut adalah kesempatan untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat, terutama dari kalangan remaja yang merasa terpengaruh kebijakan pemerintah.
Dedi Mulyadi menilai keberanian Aura Cinta dalam mengungkapkan pendapatnya di depan publik sangat penting dan tidak ada rekayasa dalam percakapan mereka.
Aura Cinta sendiri menjelaskan bahwa ia membuat video TikTok sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tersebut, yang dianggapnya tidak adil.
Menurutnya, tanpa acara perpisahan, kenangan masa sekolah tidak akan lengkap.
Pada pertemuan itu, Dedi Mulyadi dan Aura Cinta terlibat dalam diskusi yang hangat tentang pentingnya kegiatan perpisahan dalam proses pendidikan.
Polemik ini menarik perhatian banyak kalangan, terutama warganet.
Beberapa mendukung sikap kritis Aura Cinta, sementara yang lain menganggap kebijakan Dedi Mulyadi memiliki alasan yang valid untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih merata dan efisien.
Bagaimanapun, debat ini membuka peluang untuk lebih banyak dialog antara pemerintah dan masyarakat, terutama generasi muda, terkait kebijakan pendidikan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok