Repelita, Jakarta - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, menyindir pernyataan Presiden Jokowi terkait mekanisme seleksi Direksi BUMN dalam kasus dugaan mega korupsi di Pertamina Patra Niaga. Said Didu menilai pernyataan Jokowi soal adanya seleksi Direksi BUMN sebagai sesuatu yang lucu dan tidak relevan.
"Izinkan saya ketawa. Sangat lucu komentar Jokowi tentang test BUMN," ujar Said Didu di X @msaid_didu (7/3/2025).
Said Didu menduga tes TPA yang dimaksud Jokowi dalam pernyataannya adalah tes potensi akademik, bukan tim penilai akhir. "Test Potensi Akademik (ini test masuk sekolah), padahal TPA diseleksi tersebut adalah Tim Penilai Akhir yang ketuanya Presiden," tandasnya.
Terpisah, Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, menanggapi pernyataan Presiden ke-7, Jokowi, yang mengaku tidak pernah mencurigai Pertamina selama masa pemerintahannya. Poyuono justru menduga bahwa Jokowi sendiri yang membongkar dugaan korupsi senilai Rp 1.000 triliun di tubuh perusahaan pelat merah tersebut.
"Justru korupsi di Pertamina yang 1000 Trilyun aku curiga yang bongkar dan menginfokan itu Jokowi," ujar Poyuono di X @bumnbersatu (6/3/2025).
Poyuono bilang, jika dugaan ini diungkap saat Jokowi masih menjabat sebagai presiden, ia bisa menghadapi perlawanan dari partai politik (parpol) dan koalisi yang mendukung pemerintahannya.
"Karena kalau di era beliau pasti dia bisa dimusuhi parpol dan koalisi parpol yang mendukung pemerintahannya," tandasnya.
Jokowi baru-baru ini menegaskan bahwa selama masa pemerintahannya, ia tidak pernah menaruh kecurigaan terhadap adanya dugaan korupsi di tubuh Pertamina. "Ya, kalau ada kecurigaan, sudah digebuk (sejak) dulu," ujar Jokowi dalam pernyataannya.
Kata Jokowi, Pertamina sebagai perusahaan besar di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memerlukan sistem manajemen yang kuat untuk memastikan transparansi dan efektivitas operasionalnya. Direksi hingga komisaris, kata dia, dipilih melalui sistem seleksi.
“Yang semua itu dipilih lewat proses yakni proses TPA, dilihat Menteri BUMN, Menteri ESDM, lewat TPA baru masuk ke saya. Tidak bisa semua secara ujug-ujug (dadakan). Karena ini menyangkut pengelolaan aset yang besar sekali,” jelas Jokowi. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok