Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Komparasi Lutung Kesarung, Film Bisu dan Postingan Hewan si Fufufafa

 Roy Suryo Ungkap Pemilik Akun Fufufafa Mengakui Tidak Pernah Kuliah –  Reportase News

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Rupanya tulisan kemarin "Lucu, Video Resmi Fufufafa Saat Jadi Pemateri Retret Adalah Film Bisu Seperti Lutung Kesarung" (28/02/25) sangat ramai memancing komen, tidak hanya netizen dan masyarakat di Indonesia, namun banyak diantaranya berasal dari luarnegeri, antara lain para Diaspora yang berada di mancanegara. Mereka rupanya tertarik dan menaruh perhatian dengan sejarah asli "Lutung Kesarung" yang dijadikan ilustrasi Video Bisu si Fufufafa saat di Retret tersebut.

"Loetoeng Kesaroeng" (1926) dikenal sebagai film bisu pertama asal Hindia Belanda (nama Indonesia saat dijajah dulu) yang diadaptasi dari cerita rakyat Sunda tentang Lutung Kasarung, seorang pangeran yang dikutuk menjadi Lutung (sejenis monyet) dan akhirnya menemukan cintanya dengan putri Purbasari. Kisah ini pernah juga dijadikan tema salah satu film iklan syrop (Marjan) tematik bulan Ramadan, yang saat ini sedang bertema "Calon arang".dan menggambarkan dunia dikuasai oleh Mahluk berteknologi AI (Artificial Ingelligent).

Kata "kesarung" dalam cerita ini berasal dari kata "tersarung" atau "tersungkur", yang berarti terjatuh atau terlempar. Istilah ini merujuk pada peristiwa di mana si Lutung secara tidak sengaja terlempar dari kahyangan ke dunia manusia karena suatu kesalahan atau kutukan. Kata "kesarung" sendiri menggambarkan keadaan Lutung yang terdampar di dunia manusia dan harus menjalani berbagai cobaan sebelum akhirnya bisa kembali ke tempat asalnya. Asal-usul Lutung ini sebenarnya adalah seorang dewa bernama Prabu Guruminda dari kahyangan. Di dunia manusia, Lutung Kesarung bertemu dengan dua putri kerajaan, yaitu Purbararang (kakak) dan Purbasari (adik). Purbararang adalah putri yang jahat dan iri hati, sementara Purbasari adalah putri yang baik hati dan cantik.

Purbararang, yang iri dengan kecantikan dan kebaikan Purbasari, berusaha menyingkirkannya dengan cara licik. Purbasari kemudian diasingkan ke hutan dan hidup dalam kesederhanaan.Lutung Kesarung, yang memiliki kekuatan gaib, membantu Purbasari dan melindunginya dari bahaya dan. mengajak Purbasari untuk menghadapi berbagai ujian. Dalam perjalanan, Lutung Kesarung menunjukkan kesetiaan dan kekuatannya. Pada akhirnya, kutukan yang menimpanya terangkat, dan ia kembali ke wujud aslinya sebagai dewa yang tampan.

Kisah ini kemudian diangkat di Layar lebar untuk pertama kalinya hampir seabad (100 tahun) lalu, tepatnya di tahun 1926. Dibawah produser L. Heuveldorp dan Perusahaan Produksi: Java Film Company, film ini tercatat dalam sejarah sebagai Film bisu pertama di Hindia Belanda. Masih belum ditemukannya teknologi dubbing atau isi suara saat itu yang membuat film ini memang terlahir tanpa suara, bukan dihilangkan suaranya seperti video dokumentasi Retret si Fufufafa yang misterius alias tampak ada sesuatu yang disembunyikan atau ditutup-tutupi faktanya. Sebuah perbedaan niat dan makna yang sangat mendalam, meski keduanya sama-sama hanya bisa dilihat adegan Visualnya saja.

Kalau dalam cerita aslinya adalah Pangeran (Prabu Guruminda) yang bertampang tampan dan "Kesarung"" menjadi seekor Lutung meski kemudian kembali ke wujud aslinya, maka tidak salah kalau kemudian banyak Netizen yang mengartikannya 180% bahwa sebenarnya si Fufufafa ini justru sejatinya adalah mahluk jahat yang sedang menyamar sebagai manusia di negara Konoha, meski belum tahu kapan "Kesarung"-nya alias dimakzulkannya. Terbukti keduanya sama-sama punya persamaan yakni diangkat ke Film Bisu, hanya jaraknya saja berbeda hampir satu abad (1926 dan 2025), ada-ada saja Netizen Indonesia.

Tetapi bila melihat hate speech, SARA dan sadisnya postingan si Fufufafa ini dimasa lalu, memang tidak salah anggapan Netizen tersebut. Coba saja kalau dikutip beberapa postingannya yang didalamnya mengandung unsur makian atau umpatan menggunakan nama hewan sebagai unsur kata yang digunakannya (maaf ini semua asli, tidak ada yang diedit saya hanya menuliskannya kembali saja sesuai kronologi waktu) :

  • 21/04/14 - 14.03 : ASU lo semua pada ngomongin pentil. ASU tenan
  • 10/06/14 - 10.31 : Tegakkan hukum. Jangan tegakkan BURUNG
  • 13/06/14 - 12.55 : Sini lo NJING. Gw gak ngumpet. Sini gw ladenin
  • 10/07/14 - 19.45 : Makin gendut aja tuh BABI
  • 12/08/15 - 18.28 : Elu tuh ASU
  • 09/09/14 - 23.39 : Kayak TIKUS mukanya
  • 19/12/14 - 23.02 : Kont0l SAPI
  • 22/12/24 - 09.09 : Kont0l ANJING lah. Makan tuh ham
  • 24/12/14 - 00.24 : ASU tenan. Bikin malu negara
  • 20/01/18 - 18.57 : Mau lo pake UNTA kayak junjungan lobya?
  • 26/03/19 - 17.28 : ANJRIT ngomong apa sih wkwkwkkw

Sementara ada dua postingan si Fufufafa ini yang cukup panjang dan berani menyebut nama (Pak Prabowo dan Mbak Titiek), juga menghina Lambang Garuda berikut ini :

  • 19/06/14 - 23.21 : GARUDA merah adalah burung yang sedang mengalami menstruasi. Segera beli pembalut biar gak bocor bocor tapi kalo beli pembalut jangan di malam hari, ntar bisa diculik kampret. Oh nasibku, saya tidak tahu apa itu TPID, coba tanya atasan saya
  • 21/06/14 - 23.51 : Saya lagi membayangkan prabowo mendaki semeru. Trus pas nyampe di puncak, dia mengibarkan bendera merah putih. Lalu dia berteriak, "titiekkkkk kembalilah ke pelukanku". Trus habis itu dia menggelinding ke bawah seperti seekor LANDAK. Pas nyampe di bawah, dia langsung membeli jagung bakar.

Jadi kalau hewan Lutung saja dengan spesies yang terkenal adalah Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), yang memiliki bulu hitam atau keemasan dan merupakan primata pemakan daun (folivora), hidup secara berkelompok di hutan tropis, aslinya memiliki tubuh yang relatif kecil hingga sedang, dengan ekor panjang dan bulu yang lebat bisa berbuat baik, maka mestinya justru kita sebagai manusia harus berbuat jauh lebih baik. Apalagi semua masuk dalam ordo Primata, yang juga mencakup monyet, kera, dan manusia. Dalam klasifikasi ilmiah, lutung masih termasuk dalam keluarga Cercopithecidae, yaitu monyet dunia lama yang berbeda dari kera besar (Hominidae), tempat manusia dan kera besar seperti gorila dan simpanse berada.

Kesimpulannya, sama-sama tampil dalam bentuk Film Bisu, cerita Lutung Kasarung harus dimaknai secara filosofis dan mendalam bahwa seekor Lutung saja bisa berbuat baik, meski pernah "Kesarung" namun akhirnya dengan cinta sejati dah tulus bisa berubah menjadi pangeran atau manusia tampan kembali. Mengapa si Fufufafa yang sama-sama seordo Primata yang terbukti 99,9% memposting kata-kata yang sangat kasar, kampungan, Hate speech, SARA dan juga Pornografi di KasKus tanpa dikenakan sanksi samasekali? Oleh sebab itu sekalilagi jangan salahkan Netizen dan Masyarakat kalau mereka tetap lantang berteriak #MakzulkanFufufafa selain #AdiliJokowi ditengah-tengah #IndonesiaGelap yang masih terjadi …

)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes - Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen - Jakarta, Sabtu 01 Maret 2025

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved