Repelita Jakarta - M Rizal Fadillah, seorang pemerhati politik dan kebangsaan, mengkritik sikap Presiden Prabowo yang terlihat lebih mendahulukan hubungan pribadi dengan mantan Presiden Jokowi daripada memegang teguh komitmennya untuk menegakkan hukum.
Dalam sebuah kongres di Surabaya, Prabowo menanggapi desakan untuk mengadili Jokowi dengan mengatakan bahwa ada pihak yang berusaha memisahkan dirinya dari Jokowi dan menyerukan agar mantan Presiden tersebut tidak dihina atau dijelek-jelekkan.
Fadillah menilai bahwa ucapan Prabowo memupus harapan banyak orang yang menginginkan Prabowo untuk bertindak objektif dalam menanggapi rekam jejak pemerintahan Jokowi.
Menurutnya, Prabowo harusnya lebih fokus pada kepentingan hukum dan keadilan rakyat daripada memperjuangkan hubungan pribadi. "Omong kosong jika ia bicara tentang rakyat, rakyat, dan rakyat," kata Fadillah.
Lebih lanjut, Fadillah mengkritik Prabowo yang menurutnya tidak menunjukkan kepemimpinan yang tegas. Ia menyatakan bahwa Prabowo terlalu mengutamakan hubungan pribadi dan kesetiaan pada Jokowi, meskipun banyak rakyat yang menganggap Jokowi sebagai sosok yang telah merusak negara dengan praktek-praktek korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
"Blunder pertama dan utama Prabowo sebagai Presiden adalah melindungi Jokowi tanpa syarat. Ini adalah bagian dari masalah negara," ujar Fadillah. Ia menambahkan bahwa banyak aktivis dan pendukung kritis yang siap mendukung Prabowo selama ia berani melepaskan Jokowi.
Namun, Fadillah juga mengingatkan Prabowo untuk tidak terjebak dalam menjadi "domba" yang digembalakan oleh "srigala," merujuk pada Jokowi dan pemerintahannya yang penuh kontroversi.
Prabowo, menurut Fadillah, harus memilih untuk berpisah dengan Jokowi dan mengutamakan kepentingan negara serta rakyat. Fadillah juga menyoroti dugaan manipulasi dalam Pemilu 2019, yang melibatkan skandal Bansos Jokowi dan isu-isu terkait dengan Sirekap serta penggunaan aparat negara yang dinilai merugikan rakyat.
"Rakyat sudah terlalu lama ditipu oleh janji palsu. Prabowo harus berubah dan kembali ke jati dirinya yang tidak menjadi domba," tambah Fadillah.
Fadillah menegaskan bahwa yang dibutuhkan saat ini bukanlah janji atau mimpi-mimpi, tetapi bukti nyata dari kepemimpinan yang tegas dan komitmen untuk menegakkan hukum.
Jika tidak, Prabowo hanya akan menjadi kelanjutan dari budaya basa-basi dan janji-janji kosong yang telah ditinggalkan oleh pemerintahan Jokowi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

