Repelita, Jakarta - Teater berjudul Wawancara dengan Mulyono yang sebelumnya direncanakan akan digelar di ISBI Bandung pada 15-16 Februari 2025, batal diselenggarakan. Kampus seni tersebut melalui pihak rektorat akhirnya mengungkapkan kronologi kejadian dan alasan pembatalan acara tersebut.
Menurut penjelasan yang disampaikan oleh pihak ISBI Bandung, kejadian bermula ketika Rahman Sabur mengajukan izin secara lisan kepada Ketua Jurusan Fathul A. Husein untuk melaksanakan pertunjukan teater tersebut. Namun, izin tersebut ditolak. Rahman yang merasa tidak puas dengan penolakan itu kemudian mengajukan surat permohonan peminjaman studio teater pada 9 Januari 2025. Namun, pihak kampus menyatakan bahwa tidak ada posisi struktural Kepala Studio Teater yang disebutkan dalam surat tersebut. Surat tersebut pun tidak mendapat respons karena dianggap tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku di kampus.
Pada 24 Januari 2025, dilakukan obrolan informal antara Kepala Biro, Ketua IA ISBI Bandung Irwan Guntari, serta dua pemain teater, Moch Wail dan Tony Supartono. Dalam pertemuan ini, ISBI menegaskan pentingnya menjaga netralitas kampus dari kegiatan yang berkaitan dengan politik dan isu SARA. ISBI Bandung mengingatkan para pemain untuk menghindari kegiatan yang dapat merugikan golongan tertentu, khususnya di lingkungan kampus.
Walaupun sudah diingatkan, Rahman tetap melanjutkan latihan dan mempublikasikan poster acara dengan gambar mantan Presiden Jokowi pada 25 Januari 2025. Pihak ISBI kemudian menanggapi dengan mengubah gambar tersebut menjadi gambar Tony Broer. Namun, meskipun sudah dilakukan berbagai upaya untuk meredakan ketegangan, kegiatan ini tetap dipublikasikan dan akhirnya menarik perhatian lebih banyak pihak.
Pada 13 Februari 2025, pihak kampus mengambil langkah tegas dengan menggembok Gedung Kesenian Sunan Ambu, tempat yang seharusnya menjadi lokasi pertunjukan, dan mencopot baliho yang dipasang untuk promosi acara tersebut. ISBI Bandung menyatakan bahwa langkah tersebut diambil untuk menjaga integritas kampus dan mencegah potensi kontroversi yang bisa menimbulkan ketegangan.
Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati, kemudian menjelaskan beberapa hal yang dipertanyakan terkait dengan pembatalan ini, termasuk kewenangan pihak kampus dalam menanggapi kegiatan yang dinilai mengganggu kestabilan kampus. ISBI menegaskan komitmennya untuk menjaga lingkungan akademik yang netral dan bebas dari pengaruh politik serta isu yang dapat memecah belah masyarakat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok