Repelita Jakarta - Ratna Sari Dewi atau Dewi Soekarno, istri keenam Presiden RI pertama Soekarno, memutuskan untuk melepas status warga negara Indonesia setelah 63 tahun menyandangnya. Ia mendapat status WNI pada tahun 1962 setelah menikah dengan Presiden Soekarno. Kini, wanita berusia 84 tahun tersebut ingin kembali menjadi warga negara Jepang.
Dewi Soekarno juga akan maju sebagai calon anggota legislatif di Jepang. Keputusan melepas status WNI ini diambil seiring dengan pendirian Partai 12 Heiwa To yang diumumkan pada Rabu 12 Februari 2025. Melalui partai barunya ini, ia mengusung visi perlindungan hewan.
Nama Partai 12 Heiwa To memiliki makna unik. Dikutip dari Japan Times, nama partai tersebut berasal dari kata "heiwa" yang berarti perdamaian, sementara angka 12 diucapkan sebagai "wan-nyan," sebuah gabungan penyebutan anjing dan kucing dalam bahasa Jepang. Partai ini memiliki tujuan utama melarang konsumsi daging anjing dan kucing di Jepang.
Dalam konferensi pers di Tokyo, Dewi menegaskan bahwa langkah pertama dan terpenting yang ingin dicapai partainya adalah pemberlakuan undang-undang larangan memakan anjing dan kucing. Partai 12 Heiwa To juga mengusung misi melindungi anjing dan kucing agar dapat hidup berdampingan dengan manusia.
Salah satu inisiatif utama mereka adalah mendirikan lembaga khusus yang akan mengawasi kasus penyiksaan hewan serta memperberat hukuman bagi pelakunya. Juru kampanye Partai 12 Heiwa To, Shinnosuke Fujikawa, menyatakan bahwa target partainya adalah memenangi sedikitnya dua atau tiga kursi di Majelis Tinggi Jepang. Dengan langkah ini, Dewi Soekarno berharap dapat memperjuangkan perlindungan hewan secara lebih luas melalui jalur politik Jepang.
Keputusannya untuk mendirikan partai politik menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak hewan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat Jepang.
Profil Dewi Soekarno: Nama asli: Naoko Nemoto Tempat, tanggal lahir: Tokyo, Jepang 6 Februari 1940
Dewi Soekarno berasal dari keluarga sederhana dan sejak muda telah bekerja sebagai pramuniaga di sebuah perusahaan asuransi jiwa di Chiyoda sebelum menyelesaikan pendidikan menengah pada 1955. Ia menunjukkan ketertarikan besar pada dunia seni dan sastra sejak remaja, yang membawanya masuk ke industri hiburan. Memulai debutnya dalam drama produksi Sishere Hayakawa Art Production, Dewi Soekarno kemudian aktif di berbagai pentas teater terkemuka di Tokyo.
Demi mendukung kariernya, ia memutuskan untuk belajar Bahasa Inggris, sebuah langkah yang membawanya bertemu dengan Presiden Soekarno. Pertemuan dengan Presiden Soekarno mengubah perjalanan hidupnya. Pada 3 Maret 1962, ia menikah dengan Presiden Soekarno dan mendapatkan nama Ratna Sari Dewi atau Dewi Soekarno. Kehidupan mereka sebagai pasangan suami istri menjadi sorotan, dengan Dewi mendampingi Soekarno dalam berbagai peran penting di panggung politik.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang anak perempuan bernama Kartika Sari Dewi. Sejak itu, ia menjalani hidup sebagai bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia, mendampingi suaminya dalam berbagai momen penting. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok