Repelita Nabire - Video seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menendang pelajar di Papua karena menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) viral dan mendapat sorotan publik.
Di media sosial, warganet ramai mengecam kejadian ini. Salah satu pegiat media sosial, Antonius, melalui akun X-nya menganggap tindakan tersebut tidak beradab.
“Tak beradab,” kata dia di akun X @AntoniusCDN, dikutip dari unggahannya pada Selasa.
Menurutnya, para pelajar yang menolak program MBG bukan tanpa alasan, melainkan karena mereka menuntut pendidikan gratis.
“Mereka hanya pelajar yang menuntut MBG diganti pendidikan gratis kenapa diperlakukan bagai KKB Papua yang harus ditendang segala,” ujarnya.
Peristiwa tersebut dinilainya ironis, terutama karena terjadi di atas tanah dengan kekayaan alam yang melimpah.
“Ironis memang ketika daerah kaya dengan emas tapi sekedar pendidikan gratis tidak dapat mereka nikmati, padahal katanya kepemilikan tambang emas sudah 51% milik negara,” terangnya.
Sebelumnya, sebuah insiden kekerasan yang melibatkan seorang pejabat ASN di Nabire, Papua Tengah, membuat publik geram.
Video yang merekam tindakan kekerasan tersebut beredar luas di media sosial, menunjukkan seorang ASN menendang dan menginjak kaki seorang pelajar SMP yang sedang mengikuti aksi protes.
ASN yang terlibat dalam insiden ini adalah Viktor Tebai, yang menjabat sebagai Sekretaris Kepala Dinas Pendidikan Nabire.
Dalam rekaman video, Viktor tidak hanya terlihat melakukan kekerasan terhadap seorang pelajar, tetapi juga mengintimidasi siswa lainnya yang terlibat dalam demonstrasi.
Selain Viktor, seorang pria yang diduga ajudannya juga tampak melakukan intimidasi terhadap para pelajar yang sedang berunjuk rasa menentang program MBG.
Aksi kekerasan ini terjadi pada Senin, saat sejumlah pelajar di Papua Tengah menyuarakan penolakan mereka terhadap program MBG.
Insiden ini menambah kekesalan publik yang mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik tersebut, yang semestinya memberikan contoh yang baik. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok