Repelita Tangerang - Kisah Said Didu dan perjuangannya mengungkap proyek pagar laut ilegal di perairan Tangerang, Banten, terus menjadi perbincangan publik.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini tak gentar membongkar praktik yang ia nilai melanggar aturan, meski mendapat perlawanan sengit dari pihak-pihak tertentu, termasuk Kepala Desa (Kades Kohod), Arsin bin Sanip.
Dalam unggahannya di platform X, Said Didu menyebut bahwa Kades Arsin diduga menjadi dalang di balik perlawanan terhadap dirinya.
Menurutnya, Kades Kohod bahkan menggerakkan preman untuk menghalanginya mengungkap kasus tersebut.
"Kades ini paling keras melawan perjuangan membuka kasus PIK-2," tulis Said Didu dalam cuitannya di X dikutip Senin, 27 Januari 2025.
Tak hanya itu, Said Didu juga membagikan foto-foto spanduk yang berisi pesan penolakan terhadap dirinya. Spanduk-spanduk tersebut, menurut Said, dipasang di sejumlah lokasi di Desa Kohod dan sekitarnya.
Perlawanan yang diterima Said Didu tidak sebatas perang opini. Dalam unggahan yang sama, ia mengaku telah beberapa kali menjadi target intimidasi fisik.
"Saya sudah berkali-kali dikejar preman mereka jika saya datang ke Desa tersebut," ungkapnya.
Meski begitu, intimidasi tak membuat Said Didu mundur. Ia tetap gigih menyuarakan apa yang ia anggap sebagai kebenaran, termasuk membongkar dugaan keterlibatan oknum pejabat desa dalam proyek pagar laut yang dianggap ilegal.
Unggahan Said Didu di media sosial langsung menuai perhatian luas. Banyak netizen yang memberikan dukungan moril terhadap perjuangannya.
Di sisi lain, Kades Kohod menjadi sasaran kritik tajam dari warganet. Tak sedikit yang menuding Kades Kohod sebagai pengkhianat bangsa.
Bahkan, beberapa komentar menyoroti gaya hidupnya yang dianggap mewah dan tidak mencerminkan kehidupan seorang pemimpin desa.
"Yang begini masih dibilang pengkhianatan bangsa? Lah dia aja turun nyebur ke lapangan," ucap akun @wawan****
"Kades dapet mega proyek gini otw korupsi," terang akun @cecep****
"Kades preman dan Mafia," celetuk akun @Il*.
"Kacau sih, kalo udah menuhankan uang," papar @fikri.
Bagi Said Didu, perjuangan belum berakhir. Ia berkomitmen terus menyuarakan kepentingan rakyat kecil, meski harus menghadapi berbagai rintangan di lapangan.
"Kebenaran tak bisa ditutup-tutupi," tegasnya.***
Editor: 91224 R-ID Elok