Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Zelenskyy Kehilangan Legitimasi, Rusia Hampir Mencapai Tujuan di Perang Ukraina

 

Jakarta, 11 Desember 2024 - Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergei Naryshkin, menyatakan bahwa Rusia hampir mencapai tujuannya di Ukraina, dengan memegang inisiatif strategis di semua sektor dalam perang tersebut. Naryshkin juga menyebut bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah kehilangan legitimasi dan tidak dapat lagi bernegosiasi.

Situasi di garis depan Ukraina disebutkan tidak menguntungkan bagi Kyiv. Naryshkin, yang memimpin badan penerus utama KGB era Soviet, menegaskan bahwa dukungan Barat kepada Ukraina menunjukkan bahwa Amerika Serikat sedang menjalankan perang proksi untuk menggulingkan pemerintah Rusia.

Presiden terpilih AS, Donald Trump, pada Minggu (8/12/2024), menyerukan segera dilakukannya gencatan senjata dan pembicaraan antara Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri konflik yang dianggapnya sebagai ‘kegilaan’.

Sementara itu, Zelenskyy pada Senin (9/12/2024), menyampaikan gagasan untuk mencapai penyelesaian diplomatik, termasuk rencana pengerahan pasukan asing di Ukraina agar negara tersebut dapat bergabung dengan NATO.

Trump, yang berjanji untuk segera mengakhiri konflik, kembali ke Gedung Putih di saat Rusia sedang memegang kendali atas sebagian besar wilayah Ukraina. Wilayah yang dikuasai Rusia diperkirakan mencakup area seluas hampir sama dengan negara bagian Virginia di Amerika Serikat, dan kemajuan mereka tercatat dengan cepat sejak invasi dimulai pada 2022.

Peta sumber terbuka menunjukkan bahwa pasukan Rusia maju di sepanjang garis depan, dengan pertempuran sengit terjadi di kota Kurakhove dan Toretsk di timur Ukraina. Putin sebelumnya pernah terbuka untuk membahas kesepakatan gencatan senjata dengan Trump tetapi menolak untuk membuat konsesi besar terkait wilayah dan menegaskan bahwa Kyiv harus melepaskan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.

Barat dan Ukraina menganggap konflik ini sebagai bentuk perampasan tanah brutal oleh Rusia. Mereka memperingatkan bahwa jika Putin menang, maka musuh-musuh Barat di seluruh dunia akan semakin berani.

Konflik di Ukraina timur bermula pada 2014, setelah jatuhnya pemerintahan pro-Rusia dalam Revolusi Maidan. Rusia kemudian mencaplok Krimea dan mendukung pasukan separatis yang memerangi angkatan bersenjata Ukraina di Donetsk dan Luhansk.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved