
Jakarta, 11 Desember 2024 - Selebgram Clara Shinta menjadi sorotan tajam setelah dituduh sebagai pihak pertama yang menyebarkan video ceramah pendakwah Gus Miftah yang dianggap menghina seorang penjual es teh bernama Sunhaji. Ceramah yang berlangsung di Magelang pada 30 November 2024 itu memicu polemik setelah potongan videonya viral di media sosial.
Tuduhan terhadap Clara Shinta bermula dari unggahan akun X @lanangetakat yang mengajukan tiga tuduhan disertai ancaman serangan siber. Akun tersebut meminta Clara memberikan klarifikasi dalam waktu 1x24 jam, sambil menyatakan bahwa Gus Miftah menjadi korban akibat perbuatannya.
"Kami Netizen Republik Indonesia memberi ultimatum kepada saudari Clara Shinta untuk segera menyerahkan diri sebelum serangan-serangan cyber menghujani dunia maya," tulis akun tersebut.
Nama Clara Shinta menjadi trending topic di X sejak Rabu dini hari, 11 Desember 2024. Namun, di tengah tekanan dan tuduhan dari sebagian pengguna media sosial, banyak netizen justru membela Clara. Mereka mengungkap fakta bahwa video ceramah tersebut sebenarnya pertama kali diunggah oleh akun YouTube resmi PCNU Kabupaten Magelang yang menyiarkan acara secara langsung.
Menanggapi tuduhan tersebut, Clara Shinta bereaksi melalui Instagram Story. Ia menyinggung netizen yang sering mengaitkan namanya dengan dukungannya kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam Pilpres 2024.
"Perasaan pemilu udah kelar lama banget. Sampai sekarang netizen kalau buat berita tetap bawa-bawa Pak Anies mulu," tulis Clara.
Clara juga mengunggah video dirinya berbicara tanpa suara, yang digantinya dengan musik instrumental. Di video tersebut, ia menambahkan tulisan, "Yaudahlah gausa tanggepin yang gapenting. Mari kita mam enak ajaa." Sikap santai Clara ini mendapat banyak dukungan dari netizen yang menyebut dirinya sudah terbiasa menghadapi berbagai serangan sejak kampanye Pilpres.
Sementara itu, setelah serangan balik dari netizen lain, akun @lanangetakat yang awalnya menuding Clara Shinta justru menghapus cuitan tersebut dan berubah sikap. Polemik ini terus berkembang di dunia maya, menunjukkan dinamika opini publik yang kompleks dan penuh perubahan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

