Penegak hukum di Indonesia diduga kuat memakai spyware canggih buatan Israel, Pegasus.
Pengamat pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, meminta pengguna Pegasus waspada bahkan pikir ulang untuk tetap menggunakan itu.
Seruan Fahmi, yang disampaikan pada podcast Diptalk di YouTube kumparan, terkait ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon pekan lalu. Kejadian itu menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya.
Hizbullah, sebagai korban serangan, menduga kuat Mossad dan Unit 8200 Israel dalang serangan.
Menurut Fahmi apa yang terjadi di Lebanon membuktikan betapa berbahayanya senjata Israel.
Sehingga, jika benar ada penegak hukum memakai senjata Israel, itu mesti dikaji ulang pemakaiannya
"Ada yang bilang begitu (penegak RI pakai Pegasus), tapi kan itu belum kita konfirmasi. Cuma kita perlu mengingatkan dengan kejadian ini, Nah, kita harus mengingatkan supaya kita betul-betul berhati-hati dalam gunakan perangkat ini," kata Fahmi.
Fahmi menegaskan, Israel bisa saja menggunakan Pegasus yang dipakai Indonesia dengan tujuan buruk.
Sebab, Indonesia adalah negara pendukung kemerdekaan Palestina yang sampai sekarang dijajah Israel.
"Ya, tentu mau tidak mau, kita harus siap berhadapan langsung atau tidak langsung dengan Israel. karena Israel ini tadi ya, lebih mengutamakan operasi-operasi clandestine, operasi-operasi yang tidak terlihat, tentu teknologi yang menjadi kuncinya," papar dia.
"Ketika kita menggunakan produk-produk ini, spyware bahkan ini dari Israel, bukan tidak mungkin, kerentanan atau celah keamanan kita makin besar. Ya istilahnya, kalau benar itu Pegasus itu ya bikinan Israel dan kita menggunakan (produk) Israel. Dan yang menggunakan adalah instansi penting di Indonesia. Penegak hukum mungkin, ya. Hati-hati saja itu," pinta dia.
Dikarenakan besarnya potensi bahaya, Fahmi mendorong pihak-pihak keamanan di Indonesia menciptakan spyware sendiri tanpa bergantung pihak lain, apalagi Israel.
"Kalau memang itu dirasa menjadi kebutuhan, ya gimana caranya kita harus... ini talenta-talenta digital kita ini diajak mikir, ayo bantu kami bikin spyware, spyware merah putih bahkan, misalnya begitu," ucap Fahmi.
"Supaya kita tidak tergantung pada produk dari negara yang punya potential conflict dengan kita. Ya Israel potential conflict-nya begitu besar. Jadi kita itu harus hati-hati untuk mengkonsumsi software maupun hardware dari pihak lain," pungkas dia.
Penggunaan Pegasus
Dugaan adanya penggunaan Pegasus oleh penegak hukum RI mencuat 2021 lalu. Kala itu, penyidik senior KPK, Novel Baswedan, menyampaikan via twitter pribadinya, bahwa ponselnya telah mengalami peretasan.
Dia juga mengungkap akun Telegram miliknya dan milik Sujanarko, Direktur PJKAKI KPK, telah diretas.
Peretasan itu dikaitkan dengan kemungkinan penggunaan Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO Group.
WhatsApp pernah menyampaikan perusahaan Israel itu terlibat dalam peretasan pengguna WhatsApp.
Kemudian pada 21 Mei 2021 anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon, menyebut Indonesia memang memakai Pegasus.
Menurut politikus PDIP ini, sudah lama alat itu digunakan oleh para intelijen Indonesia, terutama menangani terorisme.
"Iya kita punya. Kita punya di Donggala, di Poso (Sulawesi Tengah), kita punya, suka pakai. Sama di Papua, Pegasus," kata Effendi, kala itu.