Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Masoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran, Hubungan dengan Rusia dan China Semakin Kuat?

 Masoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran, Hubungan dengan Rusia dan China Semakin Kuat?

Setelah menjalani pemilihan dalam dua putaran, Masoud Pezeshkian terpilih jadi Presiden Iran mengantikan Ebrahim Raisi tangtewas dalam sebuah kecelakaan helikopter 19 Mei lalu.

Terpilihnya Masoud Pezeshkian menjadi Presiden Iran juga digadang-gadang akan memperkuat hubungan dengan Rusia dan china semakin kuat.

Hal ini dikarenakan Masoud Pezeshkian merupakan salah satu pendukung kuat dalam hubungan antara Iran dengan Rusia dan China.

Bahkan Vladimir Putin dan Xi Jinping disebut merupakan pimpinan negara yang lagsung memeberikan ucapan selamat atas terpilihnya Masoud Pezeshkian.

Akan tetapi hingga saat ini pihak Amerika dan beberapa negara Eropa masih belum menyampaikan ucapan selamat pada Presiden terpilih Iran ini.

Dalam pidato pertamanya, Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa dirinya berjanji untuk melayani seluruh rakyat Iran.

Pada hari Sabtu 6 Juli lalu, Pezeshkian mengatakan bahwa dirinya akan membuka babak baru bagi negara tersebut.

“Kita sedang menghadapi ujian besar, ujian kesulitan dan tantangan, hanya untuk memberikan kehidupan yang sejahtera bagi rakyat kita,” katanya saat memberikan sambutan singkat di makam mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Pezeshkian juga memuji tingginya jumlah pemilih dalam pemilu hari Jumat, berjanji untuk mendengarkan suara rakyat Iran dan memenuhi semua janji yang dibuatnya.

Presiden baru Iran tersebut memperoleh hampir 16.4 juta dari lebih dari 30 juta suara yang diberikan, mengungguli Jalili yang memperoleh sekitar 13,5 juta, menurut penghitungan resmi.

Partisipasi dalam pemilihan putaran kedua adalah 49,8 persen dan Pezeshkian satu-satunya kandidat moderat dari empat kandidat yang berjanji untuk membuka Iran kepada dunia.

Pada pemilu pekan lalu, Pezeshkian memperoleh sekitar 42,5 persen suara dan Jalili sekitar 38,7 persen.

Meskipun telah terpilih, namun dikabarkan sekitar 50 persen warga Iran tidak memilih karena beberapa orang tidak yakin bahwa pemilu akan membawa perubahan, baik yang manang dari dari pihak konservatif atau reformis.

Pezeshkian diperkirakan akan menjalankan tugasnya dalam waktu 30 hari, karena saat ini dirinya masih menjadi anggota parlemen dari Tabriz.

Presiden terpilih kesembilan di negara itu selanjutnya harus secara resmi disahkan dalam sebuah upacara oleh pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei dan setelah itu ia akan dilantik di Parlemen.

Pezeshkian berulang kali memuji Khamenei dalam pidatonya dan mengatakan bahwa sebenarnya dirinya bukanlah seorang Presiden untuk kaum reformis saja, namun juga untuk setiap orang Iran yang tidak memilihnya.

Hal tersebut sangat penting, karena Iran secara sosial merupakan negara yang terpecah belah saat ini dan kerapuhan tersebut menjadi perhatian besar bagi para pemimpin politik.

Para pengamat mengatakan bahwa Pezeshkian mungkin akan mendorong terciptanya kebijakan luar negeri yang pragmatis.

Kedua kandidat presiden telah berjanji untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu, yang dilanda salah urus dan penerapan kembali sanksi sejak tahun 2018 setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak membatalkan perjanjian nuklir.


Kemenangan Pezeshkian sebelumnya telah diprediksi lewat jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Iranian Students Polling Agency (ISPA), yang berafiliasi dengan Pusat Akademik untuk Pendidikan, Budaya, dan Penelitian (ACECR). Dirilis pada Kamis (4/7/2024), jajak pendapat ISPA terbaru itu dilakukan pada 3 Juli, setelah dua debat presiden yang disiarkan di televisi, melalui wawancara langsung dengan sampel sebanyak 3.606 orang di seluruh Iran. Para responden berusia di atas 18 tahun.

Jajak pendapat ISPA saat itu memperkirakan Pezeshkian akan memperoleh 49,5 persen suara dalam pemilihan putaran kedua tersebut dibandingkan dengan 43,9 persen suara yang kemungkinan akan diperoleh Jalili. Hampir 4,8 persen pemilih belum menentukan kandidat pilihan mereka, menurut jajak pendapat tersebut, yang dapat memengaruhi hasil akhir.

Kedua kandidat, dalam dua debat yang disiarkan di televisi dan kegiatan kampanye mereka di lapangan, menyampaikan seruan yang penuh semangat untuk meningkatkan jumlah pemilih. Menurut jajak pendapat tersebut, 34 persen orang menonton debat presiden pertama pada Senin (1/7/2024), dan 39,8 persen menyaksikan debat keduanya pada Selasa (2/7/2024). Total 46,5 persen orang menonton sedikitnya salah satu debat di putaran kedua.

Presiden Rusia Vladimir Putin dikutip Al Jazeera, di antara pemimpin dunia yang paling awal menyelamati Pezeshkian. "Saya berharap kepemimpinan Anda sebagai presiden akan berkontribusi pada penguatan hubungan bilateral antara masyarakat kita yang bersahabat."***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved