Proses evakuasi bangkai helikopter registrasi PK-WSP telah berhasil dilakukan menggunakan alat berat jenis eskavator, Minggu 21 Juli 2024.
Dari pantauan jurnalis Tribun Bali di lapangan, sebelum dimulainya proses evakuasi dengan alat berat tersebut terlebih dulu membuka jalan jalur untuk truk pengangkut.
Selesai jalan terbuka lebar tanpa ada halangan pepohonan, baru eskavator melakukan pengangkatan terhadap helikopter yang jatuh akibat terlilit tali layang-layang.
Proses evakuasi dan pemindahan ke atas truk, membutuhkan waktu yang cukup mengingat terbatasnya lebar jalan dan diapit tebing.
Butuh waktu lebih dari satu dari awal alat berat buka jalur evakuasi, hingga pemindahan bangkai pesawat tersebut.
Bangkai helikopter akan dibawa ke kantor Bali Heli Tour di GWK Cultural Park dan mendapatkan pengawalan kepolisian dari lokasi kejadian hingga ke GWK.
Baca juga: Pernikahan Dini Jadi Salah Satu Pemicu Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Ini Kata Ketua PKBI Buleleng
Pesan Rare Angon Pada Pengusaha di Bali
Kejadian jatuhnya helikopter di Uluwatu Badung Bali ditanggapi oleh rare angon di Bali.
Seorang rare angon asal Kesiman Denpasar, I Wayan Dendi Sandinata mengatakan dari sisi rare angon menurutnya kejadian itu adalah murni kecelakaan dan musibah.
Hal ini bukan karena ulah rare angon, namun karena kemungkinan helikopter tersebut terbang rendah.
“Kronologi pastinya saya belum dengar dari pihak berwajib, namun layang-layang tradisional ini posisinya kan sudah dipatok. Jadinya itu benar-benar musibah bagi yang punya helikopter. Kami ikut perihatin atas insiden itu,” katanya saat diwawancarai, Minggu 21 Juli 2024.7.21
Ia pun mengatakan, layang-layang tak bisa terbang sangat tinggi.
“100 meter dari tanah saja itu sudah sangat tinggi. Tidak mungkin layang-layang bisa menjangkau lebih dari 1.000 meter. Karena kan tekanan anginnya beda,” katanya.
Dirinya pun menilai jika rare angon tidak salah dalam insiden ini.
“Helikopter kan ada standarnya minimal berapa kaki. Dan saya sudah kontak teman di Uluwatu, memang benar sering terjadi helikopter terbang rendah di sana,” katanya.
Dengan adanya kejadian ini, pihaknya meminta investor yang ada di Bali jangan menggampangkan sesuatu.
“Tanah Bali itu beda, tenget, jangan menggampangkan sesuatu di Bali. Karena hal kecil saja bisa membuat usaha dia jatuh,” katanya.
Ia juga menilai hal ini sebagai peringatan kepada semua investor agar lebih bijak dalam melakukan investasi.
“Kalau mau berinvestasi di Bali, mau bekerja di Bali, harus riset dulu. Bagaimana culture di Bali. Apalagi di Bali ada budaya layang-layang yang sudah ada sejak dulu. Atur ketinggian terbangnya,” katanya.
Dirinya juga meminta agar pengusaha bersinergi dan meminta saran dari masyarakat sekitar jika akan membuat usaha.
“Penghobi layang-layang ini kan seperti memiliki DNA layang-layang, dalam artian seperti darah dagingnya dan turun temurun,” paparnya.
“Kita juga tidak tahu siapa penghobi dan tidak, tiba-tiba ingin melayangan, ia akan melayangan. Ini bukan sekadar hobi, tapi budaya,” imbuhnya.
Sehingga dirinya pun mewanti-wanti investor agar mempelajari budaya Bali dan bersinergi dengan budaya yang ada.
“Jangan hanya menjual saja, tapi pelajari juga budaya Bali,” katanya. (sup)
Petugas dari operator helikopter registrasi PK-WSP mulai mengumpulkan serpihan puing-puing bagian heli tersebut pada Minggu 21 Juli 2024.
Serpihan cukup besar ada dua yang dikumpulkan merupakan bagian dari ekor helikopter. Selain itu serpihan puing kecil-kecil lainnya bagian dari helikopter milik Bali Heli Tour ini.
Perusahaan PT. Indo Aviasi Perkasa selaku pemilik helikopter, dan di bawah AOC PT. Whitesky Aviation akan melakukan evakuasi terhadap badan helikopter PK-WSP pada hari ini.
Vice President Goverment Risk and Complaince (VP GRC) PT. Whitesky Aviation, I Gede Bambang Narayana, menyampaikan akan dilakukan hari ini.
“Rencana evakuasi heli siang atausore ini ya,” ucap Gede Bambang.
Ia menambahkan saat ini pihaknya tengah menyiapkan peralatan evakuasi termasuk alat berat dan truk pengangkut.
“Saat ini sedang proses menyiapkan jalan masuk untuk crane dan truck pengangkut agar bisa masuk ke lokasi,” imbuhnya.(*)
Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews