Jaksa anti-terorisme mengambil alih kasus serangan pisau di Jerman

 BERLIN: Jaksa anti-terorisme di Jerman akan mengambil alih penyelidikan atas serangan pisau di Mannheim yang menewaskan seorang petugas polisi, kata seorang juru bicara kepada AFP, Senin.

Dia mengatakan kantor tersebut menangani kasus ini karena “sangat penting” serangan itu, yang memicu kekhawatiran di Jerman.

Seorang warga Afghanistan berusia 25 tahun dituduh menyerang orang-orang dengan pisau pada demonstrasi anti-Islam di kota Mannheim di bagian barat.

Seorang petugas polisi, 29, tewas pada hari Minggu setelah berulang kali ditikam dalam serangan itu. Polisi Mannheim mengatakan dia adalah ayah dua anak yang sudah menikah.

Lima orang yang ikut serta dalam unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Pax Europa, sebuah kelompok kampanye melawan Islam radikal, terluka dalam serangan itu.

Tersangka menghadapi kemungkinan dakwaan pembunuhan, percobaan pembunuhan dan lima dakwaan melukai tubuh secara serius, kata juru bicara tersebut.

Polisi mengatakan seorang petugas menembak dan melukai penyerang. Tersangka menjalani operasi dan belum bisa diinterogasi.

Rektor Olaf Scholz mengatakan dia “sangat sedih” atas kematian petugas polisi tersebut setelah “serangan yang mengerikan” tersebut.

Beberapa pejabat pemerintah menunjuk dugaan motif teroris.

“Kita harus mempertahankan diri melawan terorisme Islam dengan tekad bulat,” Menteri Keuangan Christian Lindner mengatakan kepada harian Jerman Bild.

Jerman sangat waspada terhadap kemungkinan serangan kelompok Islam sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Kepala intelijen dalam negeri Jerman memperingatkan bahwa risiko serangan semacam itu “nyata dan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.”

Negara ini juga mengalami serangkaian serangan terhadap politisi di tempat kerja atau saat berkampanye menjelang pemilu Uni Eropa pada tanggal 9 Juni.

Presiden Frank-Walter Steinmeier pekan lalu memperingatkan bahwa masyarakat Jerman “tidak boleh terbiasa dengan kekerasan dalam pertarungan opini politik. ”