Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih baik keluar dari Koalisi Perubahan daripada harus menerima mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menjadi cawapres Anies Baswedan.
Hal ini terlihat melalui komentar kader Partai Demokrat Eko Jhones saat menanggapi pengamat politik Refly Harun yang menilai Gatot Nurmantyo lebih powerful menjadi cawapres Anies Baswedan daripada AHY.
"Mending keluar dari koalisi perubahan daripada harus nerima Gatot sebagai cawapres Anies Baswedan," ucapnya dikutip WE NewsWorthy dari Twitter pribadinya, Rabu (12/7).
Pasalnya Gatot malah akan membuat elektabilitas Anies merosot jika menjadi cawapres, sehingga akan kalah melawan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kalo Anies berpasangan dengan Gatot gw jamin bukan nambah elektabilitas tapi 100 persen nambah nyungseb dan dipastikan kalah telak dari Prabowo dan Ganjar Pranowo," bebernya.
Sebelumnya, pengamat politik Refly Harun menilai Gatot Nurmantyo lebih powerful dibanding Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendampingi Anies.
"Kalau pengamanan suara, tentu Gatot akan jauh lebih powerful dibandingkan dengan... katakanlah AHY," ujarnya dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.
Hal ini disebabkan Gatot merupakan mantan Panglima TNI, sehingga rantai komandonya masih memiliki kekuatan yang cukup untuk membantu pencapresan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kalau Gatot, paling tidak dia masih memiliki rantai komando karena panglima setelah itu bisa dikatakan tidak memiliki pengaruh yang luar biasa," tuturnya.