Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Dedi Mulyadi Beberkan Cara Negara Membuat Petani Tetap Terus Miskin




 Dedi Mulyadi, Anggota DPR RI dengan lugas mengungkap adanya peran negara yang menciptakan kondisi dimana petani tetap terus Miskin.

Adapun kelompok tani yang menjadi sorotannya terutama petani Beras. Dimana negara dan badan pusat statistik (BPS) membuat branding yang seakan-akan petani harus menjadi kelompok yang tetap terus Miskin. 

“Negara termasuk BPS membuat branding kelompok petani menjadi kelompok yang tetap terus Miskin, terutama petani Beras,” ucap Dedi Mulyadi dikutip dari kanal youtube DPR RI.

Adapun branding yang dimaksud oleh politisi partai Golkar tersebut adalah, dimana setiap angka panennya tinggi harganya murah, sedangkan ketika panennya rendah maka Impor masuk.

Dengan branding yang seperti itu menurutnya telah menciptakan desain berpikir, dimana setiap kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama Beras, maka akan meningkatkan inflasi sekian persen. 

Hal ini terlihat dari setiap moment-moment tertentu seperti ketika ramadhan dan lebaran, dimana harga kebutuhan pokok selalu dikhawatirkan akan menimbulkan inflasi.

“Kalau menjelang lebaran yang diomongin inflasi pasti Beras, pasti cabe, pasti bawang, pasti itu. Tapi harga pakaian naik tidak dianggap inflasi, harga sewa mobil naik ketika mudik tidak dianggap inflasi,” sebutnya.

Menurutnya cara berpikir seperti itu adalah bentuk branding yang diarahkan kepada kelompok petani yang dimarjinalkan dan selamanya akan tetap Miskin. 

Selain menyoroti peran nagara dan bps dalam membranding hal tersebut, Dedi Mulyadi juga membeberkan persoalan-persoalan yang ada di dalam pertanian, termasuk persoalan pupuk.

“Walaupun pun kita berteori tentang digitalisasi pupuk, faktanya di daerah di lapangan pupuk sulit didapatkan, terutama petani yang garapannya kecil,” jelasnya.

Dedi menyampaikan bahwa persoalan-persoalan tersebut jika tidak bisa dibereskan, maka persoalan pertanian di Indonesia tidak akan pernah beres. 

Sebab menurutnya ada ketidakseriusan penanganan persoalan pertanian dari hulu hingga ke hilir. Sehingga sangat mempengaruhi produktivitas pertanian.

Dedy Mulyadi mengatakan ada kelompok-kelompok yang menikmati keuntungan apabila produktivitas pertanian itu rendah, adapun pihak-pihak tersebut adalah pihak pedagang yang suka Impor.

“Dibalik menurunnya produktivitas ada keuntungan para pedagang, yaitu mereka yang senang Impor. Ini juga menjadi catatan penting kita,” jelasnya.

Dia pun menyarankan agar angka-angka baik statistik maupun anggaran yang ada di kementerian pertanian difokuskan pada aspek-aspek yang menjadi kebutuhan dasar. Sehingga persoalan-persoalan serupa tidak muncul kembali di kemudian hari.

Sumber Berita / Artikel Asli : haluan

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved