Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

50.000 Pasukan Korut Siap Gabung Rusia, Konflik Dunia Kian Runyam


 Sebuah informasi mengejutkan menyeruak. Korea Utara dikabarkan tengah bersiap untuk mengirim 500.000 tentara dari angkatan bersenjatanya dalam misi tempur untuk mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina. Kalau benar, konflik dunia bakal semakin melebar dan bertambah runyam

Dalam video YouTube-nya, Aleksander Sladkov, seorang jurnalis berpengalaman Rusia yang berspesialisasi dalam urusan militer, mengklaim bahwa Korea Utara sangat dekat dengan Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung.

Dia lebih lanjut menambahkan bahwa Pyongyang bersedia berkontribusi dalam upaya tersebut dengan mengirimkan pasukannya untuk mengambil bagian dalam operasi militer khusus. Istilah ini biasa digunakan oleh Moskow alih-alih menyebut konflik sebagai perang dengan Ukraina.

Namun, Sladkov, mengutip sumber di Pyongyang, juga menyebutkan bahwa bantuan militer dari Korea Utara ini memerlukan persetujuan dari China. “Kekuatan yang mengesankan dari setidaknya 500.000 tentara Korea Utara disiapkan untuk membantu militer Rusia. Keputusan mengenai penempatan mereka untuk berperang di Ukraina dapat dibuat segera,” kata koresponden perang TV negara Rusia ini, seperti ditulis EurAsian Times.

Sladkov menggambarkan bagaimana Korea Utara dilaporkan telah mengumumkan panggilan untuk sukarelawan, yang bersedia berpartisipasi dalam operasi Rusia di Ukraina. Pada hari pertama saja, sekitar 800.000 orang menyatakan keinginan mereka untuk bergabung.

Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim Jong-un, dilaporkan menyatakan bahwa negaranya ‘berada di kapal yang sama’ dengan Rusia. Ini menyiratkan bahwa Korea Utara mendukung sudut pandang Rusia tentang konflik tersebut.

Selain itu, Kim Yo Jong sendiri telah menyatakan bahwa perang berpotensi pecah antara Korea Utara dan Amerika Serikat. “Saya berbicara dengan seorang teman saya, kepala organisasi veteran perang Korea. Dia ada di sini baru-baru ini. Saya berkata, ‘Apa yang kalian punya?’ Dia berkata, ‘50.000 pasukan khusus siap dikerahkan’,” kata Sladkov. 

Klaim Sladkov muncul setelah seorang analis militer yang berbasis di Kyiv mengomentari kemungkinan Korea Utara memberikan bantuan militer ke Rusia. Selain itu, gagasan tentang kemungkinan pasukan Korea Utara berpartisipasi dalam konflik di Ukraina bukanlah hal baru dan sebelumnya telah dibahas oleh berbagai ahli dan pejabat. Namun, karena komentar Sladkov berasal dari suatu sumber, ini menunjukkan bahwa spekulasi tersebut ditanggapi dengan lebih serius dan telah naik satu level.

Korut telah mengirim senjata ke Rusia

Pada November 2022, Amerika Serikat mengklaim bahwa Rusia mendapatkan jutaan amunisi dan senjata lainnya dari Korea Utara dan menggunakannya dalam konflik dengan Ukraina. Namun, baik Rusia maupun Korea Utara telah membantah klaim tersebut.

Lebih lanjut, dilaporkan bahwa Korea Utara memasok roket dan rudal ke Wagner Group, sebuah perusahaan militer swasta yang berbasis di Rusia. Amerika Serikat telah menetapkan tentara bayaran Grup Wagner sebagai organisasi kriminal transnasional karena dugaan perdagangan senjata ilegal dengan Korea Utara, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Di sisi lain, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pekan lalu telah memerintahkan militer untuk mengintensifkan latihan untuk ‘perang nyata’. Ini diutarakanya setelah mengawasi latihan serangan yang dikatakan membuktikan kemampuan negara untuk melawan ‘perang yang sebenarnya’.

Sebelumnya Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai baratnya pada Kamis 9 Maret 2023. Foto-foto yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA menunjukkan setidaknya enam rudal ditembakkan pada saat bersamaan. 

Rusia yang semakin terisolasi karena konfliknya dengan Ukraina, menyadari semakin pentingnya hubungannya dengan Korea Utara. Padahal hubungan antara kedua negara sebenarnya tidak selalu bersahabat seperti di era Soviet. Kini Korea Utara seperti mendapat momentum sesuai keinginan Moskow untuk bersekutu.

Rusia, sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), secara konsisten menentang tekanan lebih besar terhadap Korea Utara. Menyusul invasi Rusia ke Ukraina, Korea Utara secara terbuka menyatakan dukungannya untuk Moskow, termasuk mengakui kemerdekaan wilayah yang memisahkan diri.

Selain itu, akuisisi senjata dari negara-negara seperti Iran dan Korea Utara dapat berfungsi sebagai solusi sementara bagi Moskow di tengah usahanya meningkatkan produksi pertahanan dalam negerinya untuk memenuhi kebutuhan militer.

Dengan demikian, Rusia dapat melanjutkan pertempuran dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya. Para ahli percaya bahwa karena Rusia saat ini bersaing dengan hasil industri negara-negara barat, negara yang dipimpin Vladimir Putin itu perlu merestrukturisasi industri pertahanannya, yang tentu saja akan memakan waktu.

Pejabat AS menyoroti bahwa pengiriman senjata yang diperoleh Rusia dari Iran dan Korea Utara mengindikasikan bahwa perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan sanksi barat telah melemahkan kemampuan militer Rusia. Termasuk mengurangi kemampuannya untuk memproduksi senjata baru.

Militer Korut disebut terbesar keempat dunia

Pada Agustus 2022, pakar militer Rusia Igor Korotchenko sempat menyebutkan, Korea Utara siap mengirim 100.000 tentara ke sekutunya, Rusia. Pengiriman pasukan itu sebagai bantuan militer untuk meningkatkan invasi ke Ukraina. 

“Jika sukarelawan Korea Utara dengan sistem artileri mereka, banyak pengalaman dengan perang kontra-baterai dan sistem roket multi-peluncuran berkaliber besar, yang dibuat di Korea Utara ingin berpartisipasi dalam konflik, mari kita beri lampu hijau untuk dorongan sukarela mereka,” kata Korotchenko, dikutip dari The Independent.

Korotchenko mengatakan, jika Korea Utara menyatakan keinginan untuk memenuhi tugas internasionalnya memerangi fasisme Ukraina, Rusia harus mengizinkannya. Dia menambahkan bahwa kedua negara memegang hak berdaulat untuk menandatangani perjanjian yang relevan.

Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di New York, mengungkapkan, kekuatan militer Korea Utara memiliki hampir 1,3 juta personel aktif. Selain itu, mereka memiliki 600.000 pasukan yang bertugas sebagai tentara cadangan. Kemampuan militer Korea Utara disebut terbesar keempat di dunia.

Jika saja pasukan Korut jadi membantu Rusia, tentu menjadi bantuan personil resmi pertama pada perang yang berlangsung sudah lebih dari setahun itu. Eksesnya akan luar biasa karena akan meningkatkan level perang ke tingkat berikutnya, memperuncing blok AS dan NATO dengan blok Rusia serta bisa memacu Perang Dunia Ketiga.

Sumber Berita / Artikel Asli : inilah

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved