Repelita Jakarta – Organisasi kemasyarakatan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya baru-baru ini mencuri perhatian publik setelah video pelantikan pengurusnya di Bali viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat jelas bendera Partai Gerindra di latar belakang acara yang dipimpin oleh Ketua DPP GRIB Jaya, Hercules Rosario.
Keberadaan atribut partai politik dalam acara ormas ini menimbulkan kontroversi dan menimbulkan pertanyaan mengenai hubungan GRIB Jaya dengan Partai Gerindra.
Sekretaris DPD Partai Gerindra Bali, I Kadek Budi Prasetya alias Rambo, memberikan klarifikasi.
Ia menegaskan bahwa Partai Gerindra tidak memiliki hubungan resmi dengan GRIB Jaya.
Menurutnya, Partai Gerindra Bali terbuka untuk bekerja sama dengan semua ormas yang menjunjung tinggi ideologi Pancasila, namun secara organisasi, tidak ada keterkaitan dengan GRIB Jaya.
Sebelumnya, Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, juga mengomentari isu ini melalui media sosial.
Ia menegaskan bahwa Gerindra Bali tidak terlibat dalam kegiatan GRIB Jaya dan tidak mendukung organisasi tersebut.
Meskipun demikian, keberadaan GRIB Jaya di Bali mendapat beragam tanggapan dari masyarakat.
Pecalang, petugas keamanan tradisional Bali, secara tegas menolak kehadiran ormas tersebut.
Mereka berpendapat bahwa Bali sudah memiliki sistem keamanan adat yang kuat dan tidak memerlukan ormas dari luar.
Pernyataan ini dipertegas melalui video yang diunggah oleh Senator RI, Niluh Djelantik, yang menunjukkan sikap tegas Pecalang dalam menjaga tatanan adat Bali.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali juga turut memberikan perhatian pada hal ini.
Mereka mengingatkan bahwa ormas yang beroperasi di Bali harus terdaftar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kesbangpol menekankan pentingnya pengawasan terhadap ormas untuk menghindari potensi gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Keberadaan GRIB Jaya di Bali menjadi bagian dari fenomena meningkatnya jumlah ormas yang muncul di Pulau Dewata dalam beberapa waktu terakhir.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan mengenai peran dan pengaruh ormas-ormas tersebut dalam kehidupan sosial dan politik Bali.
Pemerintah dan masyarakat Bali diharapkan dapat bekerja sama dalam mengawasi dan memastikan bahwa ormas yang ada beroperasi sesuai dengan norma serta peraturan yang berlaku.
Hal ini penting agar ormas-ormas tersebut tidak mengganggu tatanan sosial dan budaya Bali.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok