Repelita Jakarta – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, mengklaim bahwa kedua negara sedang melakukan pembicaraan langsung mengenai tarif. Namun, Beijing dengan tegas membantah klaim tersebut, menyebutnya sebagai "berita palsu" dan menegaskan bahwa tidak ada negosiasi yang sedang berlangsung.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, menegaskan bahwa AS harus terlebih dahulu mencabut semua tarif sepihak yang telah diterapkan sebelum China bersedia melanjutkan dialog. Menurutnya, AS memulai konflik perdagangan ini dan harus mengambil langkah pertama dengan menghapus tarif dan terlibat dalam dialog yang setara.
Pernyataan ini muncul setelah Trump sebelumnya mengungkapkan kemungkinan adanya kesepakatan tarif dalam beberapa minggu mendatang. Namun, pejabat China menanggapi dengan skeptis, menyebutkan bahwa tawaran tersebut tidak menunjukkan keseriusan dari pihak AS.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menekankan bahwa penyelesaian konflik ini memerlukan deeskalasi dari kedua belah pihak. Ia menolak saran bahwa AS akan secara sepihak menurunkan tarif, menegaskan bahwa resolusi hanya dapat tercapai melalui pengurangan bersama.
Pasar saham AS sempat mengalami fluktuasi setelah klaim Trump tersebut, namun optimisme pasar meredup setelah China membantah adanya negosiasi. Investor kini menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai apakah kedua negara akan mencapai kesepakatan atau justru memperburuk ketegangan perdagangan.
Dengan situasi yang semakin kompleks, dunia internasional mengamati dengan cermat bagaimana kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini akan menavigasi jalan keluar dari kebuntuan perdagangan yang telah berlangsung lama. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok