Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Soal Perbedaan 1 Syawal NU dan Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat: Itu Pilihan, Jangan Diperdebatkan


 Ustadz Adi Hidayat mengimbau umat Muslim agar tak sibuk memperdebatkan perbedaan penetapan 1 Syawal Idul Fitri 1444 H. Perbedaan ini terjadi karena organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, menerapkan metode yang berbeda.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal (perhitungan). Sementara Muhammadiyah (NU) menggunakan rukyatul hilal (melihat bulan). 

Menurut Ustadz Adi, dua metode tersebut sama-sama memiliki dasar dalil yang kuat. Sehingga setiap umat Muslim boleh memilih salah satunya menurut keyakinan.

"Intinya adalah jika ada yang ingin menetapkan Idul Fitri dengan rukyat, hormati. Karena niatnya tulus ingin mengawali Idul Fitri dengan cara yang digunakan Nabi pada waktu itu," kata Ustadz Adi Hidayat.

"Kalau ada yang mempraktekkan dengan hisab, hormati. Karena ia pun juga ingin mempraktekkan isyarat-isyarat Al Quran dan dari Nabi sesuai pemahaman yang tadi sudah kita bahas." ucapnya.

Dijelaskan UAH, metode rukyat adalah metode yang biasa dipraktekkan pada zaman Nabi SAW, termasuk dalam menentukan waktu-waktu ibadah harian seperti shalat.

"Kenapa rukyat? Karena memang pada umumnya di zaman Nabi, masyarakatnya memang tidak bisa membaca, menulis, apalagi menghitung secara kompleks," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Sementara, metode hisab adalah metode perhitungan yang kompleks dan detail dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga baru bisa dipraktekkan di era modern saat ini dengan menggunakan teknologi canggih serta SDM yang memumpuni.

Adapun isyarat-isyarat di Al-Quran yang menunjukkan diterimanya metode hisab ini meski Rasulullah SAW tidak pernah mempraktikannya. 

"Jika Anda memang merasakan mudah, silahkan praktikkan karena kami, kata nabi, dulu pada umumnya nggak bisa ngitung. Maka bagi yang mudah untuk itu (hisab) silakan praktikkan. Baik menggunakan hisab ataupun rukyat, prinsipnya adalah merasakan kehadiran Ramadhan," ujar UAH.

"Jadi baik rukyat atau pun hisab pada dasarnya metodologi untuk menetapkan. Dipilih untuk memudahkan bukan untuk diperselisihkan," ungkapnya.

Sumber Berita / Artikel Asli : Kontenjatim

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved