Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Perjalanan Spiritualitas 36 Biksu Asia Tenggara: Menyusuri 2.763 Kilometer Menuju Borobudur untuk Waisak 2025

Biksu Thudong singgah sejenak di Vihara Watugong, Pudakpayung, Banyumanik, Kota Semarang, Rabu (7/5/2025).

Repelita Jakarta - Sebanyak 36 biksu dari berbagai negara Asia Tenggara telah memulai perjalanan spiritual panjang yang dikenal dengan sebutan Thudong. Mereka berjalan kaki sejauh 2.763 kilometer, dimulai dari Bangkok menuju Candi Borobudur, Indonesia.

Perjalanan ini dimulai pada Februari 2025 dan dijadwalkan akan berakhir pada 10 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Raya Waisak yang jatuh pada 12 Mei 2025.

Thudong merupakan sebuah tradisi dalam ajaran Theravāda Buddhisme, di mana para biksu meninggalkan kenyamanan duniawi untuk menjalani perjalanan panjang yang bertujuan memperdalam kesadaran dan memperkaya spiritualitas.

Selama perjalanan mereka, para biksu melewati beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura, dan saat ini mereka telah memasuki wilayah Indonesia. Di Indonesia, mereka disambut dengan antusias oleh masyarakat di berbagai kota seperti Bekasi, Kendal, dan Semarang.

Di Kendal, para biksu beristirahat di Gereja Santo Antonius Padua, menunjukkan sikap toleransi antarumat beragama yang luar biasa di sepanjang perjalanan mereka. 

BIKSU THUDONG- Sejumlah biksu thudong saat bertemu dengan Gubenur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, di Gedung A kantor Gubernur Jateng, Semarang, Rabu (7/5/2025). Luthfi menyambut para biksu yang akan mengunjungi Candi Borobudur tersebut.

Ketua Pelaksana Thudong Internasional, Romo Hasan, mengungkapkan bahwa awalnya terdapat 38 biksu yang ikut serta dalam perjalanan ini. Namun, dua di antaranya terpaksa menghentikan perjalanan karena alasan kesehatan.

Bhante Bing, seorang biksu dari Malaysia, mengungkapkan bahwa meskipun perjalanan ini penuh tantangan, sambutan hangat dari masyarakat Indonesia memberikan dorongan moral yang besar bagi mereka.

Perjalanan ini lebih dari sekadar sebuah ritual keagamaan. Ini adalah simbol dari ketekunan dan semangat untuk mencapai pencerahan spiritual meskipun menghadapi berbagai rintangan fisik dan mental.

Masyarakat yang ingin mengikuti perjalanan ini dapat menonton dokumenter dan menyaksikan video perjalanan para biksu melalui berbagai platform media sosial.

Perjalanan ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan lebih jauh lagi nilai-nilai toleransi, kedamaian, dan kerjasama antar umat beragama di Indonesia.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved