Anhar Gonggong Teriak Keras: Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatera Pantas Dihukum Mati!

 

Repelita Jakarta - Sejarawan senior Anhar Gonggong secara terbuka menuntut hukuman mati bagi pelaku perusakan hutan yang menjadi penyebab utama banjir bandang mematikan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Melalui video yang diunggah di kanal pribadinya pada 3 Desember 2025, Anhar menegaskan bahwa bencana tersebut bukan semata-mata ulah alam, melainkan akibat langsung dari pembabatan hutan secara sistematis di wilayah hulu.

Ia menyebut pelaku pembalakan liar dan korporasi yang merusak ekosistem telah melakukan pengkhianatan besar terhadap bangsa karena mengorbankan nyawa ribuan rakyat demi keuntungan pribadi.

Menurut Anhar, hukuman paling berat yang diatur undang-undang harus segera diterapkan tanpa pandang bulu begitu identitas pelaku terungkap.

Ia menilai pemerintah daerah di ketiga provinsi tersebut tidak mungkin tidak mengetahui aktivitas ilegal yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

Keserakahan segelintir orang, tegasnya, telah memaksa masyarakat membayar dengan kehancuran rumah, harta benda, bahkan kehilangan anggota keluarga.

Anhar mendesak aparat penegak hukum melakukan investigasi menyeluruh segera setelah masa tanggap darurat berakhir.

Tidak boleh ada ampunan bagi pejabat yang memberikan izin palsu, pengusaha yang menyalahgunakan kuota penebangan maupun bandit hutan yang beroperasi secara terorganisasi.

Sementara itu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengakui terdapat tujuh pola kejahatan kehutanan yang berulang di Pulau Sumatera, mulai dari pemalsuan dokumen hingga penyelundupan kayu dengan meminjam nama warga.

Semua modus tersebut menunjukkan bahwa kerusakan hutan terjadi secara terencana dan terstruktur, sehingga bencana besar yang baru saja melanda merupakan konsekuensi logis dari kelalaian penegakan hukum selama ini.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga