
Repelita Jakarta - Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap rencana pemutusan hubungan kerja secara massal yang akan menimpa ratusan pekerja di pabrik ban PT Michelin Indonesia.
Gelombang aksi massa yang terjadi merupakan bentuk penolakan terhadap ancaman hilangnya mata pencaharian ribuan keluarga pekerja, di tengah situasi ekonomi nasional yang belum sepenuhnya pulih.
Presiden ASPIRASI, Mirah Sumirat, SE menegaskan bahwa langkah PHK tidak boleh menjadi keputusan sepihak, melainkan harus melalui proses dialog sosial yang terbuka dan berkeadilan.
Ia menekankan bahwa perusahaan multinasional seperti Michelin memiliki tanggung jawab sosial dan moral yang tidak bisa diabaikan.
Menurut Mirah, pekerja bukan sekadar angka dalam laporan efisiensi, melainkan individu yang telah memberikan kontribusi nyata terhadap keberhasilan perusahaan.
ASPIRASI juga mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Ketenagakerjaan, untuk segera memfasilitasi perundingan tripartit antara pihak manajemen, serikat pekerja, dan pemerintah.
Tujuannya agar penyelesaian dilakukan secara konstruktif dan sesuai dengan ketentuan hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
Mirah menambahkan bahwa korporasi global seperti Michelin harus menghormati prinsip keberlanjutan tenaga kerja nasional.
Ia menegaskan bahwa Indonesia bukan sekadar lokasi produksi, melainkan rumah bagi jutaan pekerja yang menjadi bagian penting dalam rantai pasok industri global.
Menjaga keberlangsungan kerja berarti menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Mirah mengingatkan agar keputusan korporasi global tidak merusak tatanan sosial yang telah dibangun oleh para pekerja selama bertahun-tahun.
Ia menyampaikan bahwa di balik setiap seragam kerja terdapat keluarga yang menggantungkan harapan hidup.
Jangan biarkan harapan itu padam hanya karena keputusan sepihak yang tidak mempertimbangkan dampak sosialnya.
ASPIRASI mengajak seluruh pihak untuk berdiri bersama dalam memastikan bahwa keadilan dan nilai kemanusiaan tetap menjadi fondasi utama dalam dunia kerja.
Mirah juga berharap agar perjuangan para pekerja Michelin dilakukan secara konstitusional dan mendorong terciptanya solusi yang berkeadilan bagi semua pihak.
Demikian disampaikan Mirah Sumirat dalam keterangan pers tertulis pada Selasa, 4 November 2025. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

