
Repelita Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa kenaikan harga bahan pangan seperti ayam dan telur merupakan indikator keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digalakkan pemerintah.
Menurutnya, lonjakan kebutuhan terhadap komoditas tersebut terjadi karena pemerintah sedang mempercepat pelaksanaan program MBG yang menargetkan 82,9 juta penerima manfaat.
Pernyataan tersebut disampaikan di tengah sorotan publik yang mempertanyakan dampak langsung program terhadap masyarakat luas.
Salah satu suara kritik datang dari Ustaz Hilmi Firdausi melalui akun X pribadinya, @Hilmi28, yang mengunggah tanggapan pada Selasa, 4 November 2025.
“Entah ada apa dgn komunikasi para pejabat negeri ini, ga banyak berubah dari era sblmnya, suka sekali menyinggung rakyat,” tulis Hilmi dalam unggahan tersebut.
Ia menyoroti bahwa dari total target penerima MBG, hanya sekitar 29,7 persen yang benar-benar menerima manfaat langsung, dengan catatan jika seluruh target tercapai.
“Sisanya yang 70% lebih itu masa kebagian ga enaknya. Yg makan ayam sama telur kan bukan anak sekolah aja,” lanjutnya.
Hilmi juga menyatakan ketidaksetujuannya terhadap klaim Zulhas yang menyebut kenaikan harga sebagai bukti keberhasilan.
“Jgnlah anda bilang keberhasilan program MBG indikatornya adalah harga2 kebutuhan pokok yg naik. Makin ga suka nanti masyarakat sama program ini,” tandasnya.
Kritik tersebut mencerminkan keresahan sebagian masyarakat terhadap dampak ekonomi dari program MBG, terutama dalam konteks harga pangan yang semakin tinggi.
Di tengah upaya pemerintah memperluas cakupan program, sorotan terhadap komunikasi publik dan transparansi pelaksanaan menjadi semakin penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

