Megawati Luapkan Luka Sejarah, Tap MPRS 1967 Resmi Dibatalkan di Panggung Asia-Afrika

 

Repelita Bandung – Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menghadiri acara peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang mengusung tema “Bandung At 70: Assessment and perspectives to Build the World Anew” pada Sabtu, 1 November 2025.

Dalam pidatonya, Megawati meluapkan emosi ketika mengenang perlakuan yang diterima sang ayah, Presiden pertama RI Soekarno, usai dikeluarkannya dekrit oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada tahun 1967.

Ia menyampaikan bahwa dekrit tersebut menuduh Soekarno mendukung dan melindungi para pelaku Gerakan 30 September (G30S), yang membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh negara yang pernah ia dirikan.

Megawati mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun, banyak media internasional yang menanyakan perihal tuduhan tersebut, namun dirinya memilih untuk tidak memberikan komentar secara langsung.

Ia menyebut bahwa tuduhan tersebut telah menjadi beban sejarah yang tidak mudah untuk dijelaskan, terutama karena menyangkut kehormatan dan warisan politik sang ayah.

Megawati menegaskan bahwa saat ini Tap MPRS Nomor 33 Tahun 1967 yang menjadi dasar tuduhan terhadap Soekarno telah resmi dibatalkan oleh negara.

Pembatalan tersebut menjadi penanda bahwa negara telah mengoreksi sikapnya terhadap sejarah dan tokoh pendiri bangsa yang selama ini diposisikan secara kontroversial.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga menyerukan pentingnya membangun kembali semangat solidaritas Asia-Afrika sebagai warisan perjuangan politik yang pernah digagas oleh Soekarno.

Ia menekankan bahwa dunia saat ini membutuhkan kepemimpinan yang berani dan berpihak pada keadilan global, sebagaimana semangat awal Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung pada tahun 1955.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga