Repelita Surabaya - Pengamat politik Muslim Arbi menilai bahwa kekuatan politik Joko Widodo kini berada di ujung tanduk, dengan satu per satu orang kepercayaannya mulai menjauh dari lingkaran kekuasaan.
Menurutnya, para relawan yang selama satu dekade terakhir menjadi tameng dan penopang kekuasaan Jokowi kini terlihat kehilangan daya dan arah setelah kekuasaan berpindah tangan.
Muslim menyebutkan sejumlah nama seperti Silvester Matutina, Emanuel Ebenhaizer Tertor (Noel), dan Budi Arie Setiadi yang dulu dikenal sebagai pendukung garis keras kini justru berada dalam situasi sulit. Ia menyoroti bagaimana Silvester menghindar dari sorotan publik, Noel tengah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, sementara Budi Arie mulai mengubah haluan politiknya.
Ia menilai, langkah Budi Arie yang disebut ingin bergabung dengan Partai Gerindra dan mengganti logo Projo menjadi hanya menampilkan wajah Jokowi, menandakan pergeseran besar dalam dinamika kelompok relawan yang dulu begitu solid.
Muslim menggambarkan situasi ini sebagai simbol kemunduran politik Jokowi, di mana dukungan sosial dan loyalitas relawan yang dulu begitu kuat kini mulai runtuh. Dalam pandangannya, fenomena ini seperti proses kehilangan pengaruh secara total, baik di lingkar kekuasaan maupun di mata publik.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa publik kini menaruh harapan agar Presiden Prabowo Subianto tidak ragu melakukan pembersihan terhadap figur-figur peninggalan Jokowi di kabinet agar pemerintahan baru dapat berjalan tanpa hambatan. Ia bahkan menyinggung desakan publik untuk tidak menghalangi proses pemakzulan Gibran Rakabuming Raka jika memang dinilai perlu.
Muslim menegaskan bahwa Jokowi kini tidak hanya menghadapi tekanan sosial dan politik, tetapi juga mengalami kemunduran pengaruh secara menyeluruh di tingkat masyarakat. Menurutnya, perjalanan politik Jokowi telah mencapai titik akhir, baik secara simbolik maupun praktis. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

