Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Hamangkunagoro Gantikan Pakubuwono XIII sebagai Raja Keraton Surakarta

foto

Repelita Surakarta – Rangkaian upacara pelepasan jenazah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju makam raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada Rabu, 5 November 2025, menjadi momen penting dalam sejarah Kasunanan.

Putra bungsu almarhum, KGPAA Hamangkunagoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram, menyampaikan ikrar kesetiaan dan kesanggupan untuk meneruskan tahta Kasunanan Surakarta.

Ikrar tersebut disampaikan dalam pidato pelepasan jenazah yang dibacakan dalam bahasa Jawa di hadapan keluarga besar Keraton, abdi dalem, sentana, dan masyarakat yang memadati pelataran Sasana Sewaka.

Saya, KGPAA Hamangkunagoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram mewakili keluarga menyampaikan kepada Anda semua yang telah berkenan hadir untuk memberi penghormatan kepada almarhum.

Semoga kebaikan panjenengan semua diterima sebagai amal. Saya juga meminta doa panjenengan semua semoga arwah SISKS Pakubuwana XIII diterima di sisi Tuhan yang Maha Pemurah, dan Belas Kasih, menempati swarga yang kekal.

Setelah menyampaikan pidato, Hamangkunagoro melanjutkan dengan pengucapan ikrar sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang menandai dirinya sebagai Sinuhun Paku Buwono XIV.

Jenazah Pakubuwono XIII kemudian dilepas oleh keluarga, kerabat, dan masyarakat yang hadir untuk diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir.

Menanggapi ikrar tersebut, putri sulung almarhum, Gusti Kanjeng Ratu Timoer Rumbaikusuma Dewayani, memberikan pernyataan resmi mewakili keluarga besar Keraton.

Ia menegaskan bahwa pengambilan sumpah di hadapan jenazah ayahanda merupakan bentuk penghormatan dan pelestarian adat yang telah berlangsung sejak masa para leluhur.

Apa yang dilakukan Adipati Anom, Kanjeng Gusti Pangéran Adipati Anom Hamangkunegoro adalah sesuai dengan adat Kasunanan. Dulu juga pernah terjadi di era para leluhur raja sebelumnya.

Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat. Justru inilah cara kita menjaga kontinuitas kepemimpinan di Karaton.

Gusti Timoer menambahkan bahwa dengan diucapkannya sumpah tersebut, Kasunanan Surakarta tidak mengalami kekosongan kekuasaan.

Segala prosesi adat dan tanggung jawab pemerintahan Keraton tetap berjalan sebagaimana mestinya di bawah pimpinan raja baru, Sampéyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwono XIV.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved