
Repelita Jakarta – Mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komjen (Purn) Nanan Soekarna, menyoroti hilangnya nilai kejujuran dari pedoman hidup anggota Polri atau Tribrata sejak tahun 2022.
Dalam Dialog Kebangsaan memperingati Hari Jadi Humas Polri ke-74 pada Kamis, 30 Oktober 2025, Nanan menyampaikan bahwa kata “jujur” yang dulu tercantum dalam Tribrata tahun 1954 telah dihapus dalam versi terbaru tahun 2022.
Ia menegaskan bahwa penghilangan kata kejujuran berdampak besar terhadap integritas institusi dan kepercayaan publik terhadap Polri.
Menurutnya, tanpa kejujuran, hukum kehilangan nurani dan kepercayaan masyarakat menjadi rapuh, bahkan muncul tuntutan untuk mereformasi kembali institusi kepolisian.
Nanan mengungkapkan bahwa saat menjabat Wakapolri periode 2011–2013, ia menanamkan tiga prinsip dalam kode etik Polri sebagai respons atas hilangnya nilai kejujuran.
Tiga prinsip tersebut meliputi tampilan kepemimpinan, karakter anggota Polri, dan keberanian menolak perintah atasan yang tidak benar sebagai bentuk integritas.
Ia menilai bahwa krisis yang dihadapi Polri saat ini bukan hanya soal kelembagaan, tetapi juga krisis integritas individu di dalamnya.
Menurut Nanan, integritas adalah jembatan antara kebenaran dan kepercayaan, dan tanpa integritas, arah kebenaran menjadi kabur serta kepercayaan publik mudah runtuh.
Ia menekankan bahwa integritas bukan sekadar sifat pribadi, melainkan pondasi moral yang harus dibangun secara sistemik dalam tubuh Polri.
Dalam pandangannya, reformasi Polri tidak cukup dilakukan secara struktural, tetapi harus menyentuh aspek kultural dan moral yang selama ini terabaikan.
Nanan mengusulkan tiga prinsip nilai yang harus dihidupkan kembali, yaitu nilai di atas jabatan dan materi, komitmen penuh tanpa konspirasi, serta keberanian menjadi pembela integritas.
Ia menyebut bahwa saat ini banyak yang mengedepankan status dan materi, bukan nilai, sehingga arah reformasi menjadi kabur dan tidak menyentuh akar persoalan.
Menurutnya, bawahan harus berani melawan perintah atasan yang tidak benar, bukan untuk menjatuhkan, tetapi demi menjaga kehormatan institusi dan pimpinan itu sendiri.
Nanan menutup pernyataannya dengan harapan agar api kejujuran kembali dinyalakan, bukan untuk masa lalu, melainkan demi masa depan Polri yang berintegritas.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

