Repelita Jakarta – Aktivis kesehatan nasional, Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal sebagai dokter Tifa, menyampaikan kritik tajam terhadap wacana Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang menjadikan India sebagai rujukan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut dokter Tifa, India bukanlah negara yang layak dijadikan acuan dalam hal kebersihan dan sanitasi, apalagi untuk program yang menyangkut kesehatan anak-anak sekolah.
Ia menyoroti kondisi fasilitas umum di India yang menurutnya sangat memprihatinkan, termasuk toilet kereta api dan toilet umum yang dinilai jorok dan tidak layak pakai.
Toilet kereta api yang bikin muntah karena selalu ada benda kuning coklat tak disiram ditinggal pengguna sebelumnya. Bahkan di toilet umum manapun itu terjadi.
Dokter Tifa juga menyampaikan kekhawatirannya jika makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia berasal dari tempat seperti Gelael atau Ranch Market di India.
Dan jika dapur anda steril makanan higienis dan isi kulkas anda dibeli di Gelael atau Ranch Market, maka dijamin bakal diare disentri berkepanjangan selama di sana.
Meski mengakui keindahan Taj Mahal, dokter Tifa mengaku enggan kembali ke India karena pengalaman buruk terkait kebersihan dan kesehatan.
Walaupun Taj Mahal itu indah saya kapok ke sana lagi. Kapok diare.
Dan negara itu yang mau jadi rujukan MBG?
Ia menilai bahwa keputusan menjadikan India sebagai referensi MBG menunjukkan ketidaktepatan dalam kepemimpinan BGN.
Begitulah kalau Kepala Badan Gizi dipegang Ahli Serangga. Dikira anak sekolah itu undur-undur atau anak kecoa, dibesarkan dengan kondisi menjijikkan tetap bisa hidup sejahtera.
Menanggapi kritik tersebut, Kepala BGN Dadan Hindayana memberikan klarifikasi bahwa pemerintah tidak berniat meniru program MBG dari India secara langsung.
Ia mengakui pernah melakukan kunjungan ke India untuk mempelajari program serupa, namun menegaskan bahwa pendekatan yang dikembangkan di Indonesia sangat berbeda.
Tapi kalau dibilang mau meniru program MBG yang ada di sana, saya kita tidak. Karena metode yang kami kembangkan beda banget dengan yang ada di sana. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

