Repelita Jakarta – Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, merespons keras tudingan pegiat media sosial Jhon Sitorus yang menyebutnya sebagai Ternak Mulyono atau Termul.
Julukan tersebut muncul setelah Dian secara terbuka membela Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dari berbagai isu yang menyerang, termasuk dugaan ijazah palsu dan proyek kereta cepat Whoosh.
Dian menegaskan bahwa sikapnya merupakan bentuk loyalitas terhadap keputusan partai, bukan karena kepentingan pribadi atau jabatan politik.
“Saya bukan termul, saya adalah kader Partai,” tulis Dian melalui akun X @DianSandiU pada Minggu, 2 November 2025.
Ia menyampaikan bahwa PSI telah memberikan arahan tegas kepada seluruh kader untuk berada di garis depan dalam membela Jokowi dari berbagai tudingan.
“Partai telah memutus, setiap kader berada di garis terdepan membela Pak Jokowi,” tegasnya.
Dian juga membantah bahwa pembelaannya terhadap Jokowi didasari oleh ambisi kekuasaan atau kedekatan politik tertentu, melainkan sebagai bentuk konsistensi terhadap keputusan partai.
“Tidak ada batasan waktu apalagi sekedar urusan jabatan,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa kesetiaan terhadap Jokowi tidak ditentukan oleh posisi politik seseorang, tetapi oleh komitmen dalam mendukung pemimpin yang telah membawa perubahan besar bagi Indonesia.
“Mau di partai mana saja yang penting tetap setia, Prabowo-Gibran kami do’akan terbaik untuk beliau,” tutup Dian.
Sebelumnya, Jhon Sitorus menanggapi langkah Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang menyatakan keinginannya bergabung dengan Partai Gerindra serta mengganti logo Projo yang selama ini menampilkan wajah Jokowi.
Dalam unggahan di akun X @jhonsitorus_19 pada 2 November 2025, Jhon menyebut bahwa langkah Budi Arie merupakan manuver politik untuk mencari perlindungan baru setelah kekuatan Jokowi dinilai mulai melemah.
"Budi Arie sedang cari perlindungan, karena Jokowi tak lagi sekuat dulu,” tulis Jhon.
Ia juga menyindir relawan Jokowi yang masih menunjukkan loyalitas, seperti Silfester, Alor Fritz Boy, dan Dian Sandi Utama.
“Pada akhirnya tidak akan ada yang bersama Mulyono, kecuali Silfester, Alor Fritz Boy dan Dian Sandi, dan termul-termul yang kesurupan,” cetusnya.
Jhon menambahkan bahwa langkah Projo mendekat ke Prabowo Subianto hanyalah strategi bertahan di lingkaran kekuasaan.
"Selamat tinggal Jok, Projol mau nyandar ke Bowo dulu, itupun kalau diterima,” tandasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

