Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Budi Arie Gagal Manuver, Projo Tersingkir dari Panggung Prabowo dan Jokowi

 

Repelita Jakarta - Pengamat politik dan ekonomi Heru Subagia menilai bahwa langkah politik Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, untuk mendekati Presiden Prabowo Subianto berakhir dengan kegagalan total.

Menurut Heru, meskipun Budi Arie telah melakukan berbagai manuver politik, ia tetap tidak berhasil menarik perhatian dari Prabowo, yang bahkan memilih untuk tidak menghadiri penutupan Kongres Projo.

Heru menyebut bahwa Budi Arie telah berusaha keras membangun posisi tawar politik dengan menghapus gambar Jokowi dari logo Projo dan menegaskan bahwa Projo bukan lagi singkatan dari 'Pro Jokowi'.

Ia menyampaikan bahwa Budi Arie akhirnya menolak anggapan bahwa hubungan dengan Jokowi telah terputus, namun tetap tidak mampu mengubah arah dukungan politik secara signifikan.

Heru menilai bahwa upaya tersebut menunjukkan keinginan kuat dari Budi Arie untuk mempertahankan relevansi politik Projo di tengah perubahan peta kekuasaan nasional.

Namun, ia menegaskan bahwa langkah tersebut tidak membuahkan hasil, dan Projo gagal mencuri perhatian serta panggung politik dari Prabowo Subianto.

Heru menyampaikan bahwa dalam konteks perimbangan kekuatan, Budi Arie dan Projo kalah total dalam memanfaatkan peluang politik untuk mendekatkan diri kepada Prabowo.

Ia bahkan menggunakan istilah ekstrem untuk menggambarkan manuver politik tersebut, menyebut bahwa Projo dan Budi Arie berusaha memperkosa Prabowo demi mendapatkan perhatian dan posisi politik.

Heru menilai bahwa Prabowo menunjukkan kecerdasan dan ketegasan politik dengan tidak memberikan ruang besar bagi Projo dalam lingkaran kekuasaannya.

Ia menyampaikan bahwa masukan dari masyarakat turut memengaruhi sikap Prabowo yang memilih untuk tidak hadir dalam penutupan rakernas Projo sebagai bentuk penolakan terhadap dominasi relawan tersebut.

Heru menegaskan bahwa kegagalan Projo terjadi meskipun telah melakukan berbagai upaya maksimal, termasuk kemungkinan mengganti logo dan singkatan organisasi agar terlihat mendukung Prabowo.

Ia juga mengungkap adanya rencana politik ekstrem dalam tubuh Projo, termasuk rekomendasi untuk mendukung Prabowo dua periode tanpa kehadiran Gibran sebagai pendamping.

Menurut Heru, langkah tersebut justru memperlihatkan bahwa Budi Arie dan kelompoknya kehilangan arah serta kekuatan politik, dan kini berada di ambang keterasingan dari lingkaran Jokowi maupun Prabowo.

Ia menyebut bahwa Projo dan Budi Arie berpotensi menjadi gelandangan politik, tersingkir dari dua poros kekuasaan utama yang sebelumnya mereka dekati.

Heru mengungkap bahwa kekuatan baru dari relawan yang masih loyal terhadap Jokowi dan Gibran mulai muncul ke permukaan melalui aksi kolektif dan sporadis.

Ia menyampaikan bahwa saat ini sedang terbentuk relawan baru yang disebut Geng Solo, yang diprediksi akan menjadi pengganti Projo dalam lingkaran internal Jokowi dan Gibran.

Heru menutup dengan menyatakan bahwa kemunculan Geng Solo menandai babak baru dalam dinamika relawan politik nasional, sekaligus menjadi sinyal bahwa Projo akan segera ditendang dari panggung utama kekuasaan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved