
Repelita Jakarta – Elektabilitas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa belakangan menjadi sorotan publik setelah namanya viral di berbagai platform media sosial.
Meski baru dilantik menggantikan Sri Mulyani pada 08 September 2025, Purbaya disebut-sebut sebagai figur potensial dengan popularitas tinggi.
Menanggapi kabar tersebut, Purbaya menegaskan bahwa lonjakan elektabilitas tidak memengaruhi fokusnya dalam menjalankan tugas sebagai menteri.
Ia menyatakan bahwa ambisinya bukan politik, melainkan pengabdian penuh untuk mengelola keuangan negara dan memastikan program ekonomi berjalan sesuai target.
Purbaya mengungkap bahwa sehari sebelum pelantikan, ia mendapat panggilan mendadak dari Presiden Prabowo Subianto ke kediaman di Hambalang, Kabupaten Bogor.
Momen tersebut menjadi titik awal perjalanan Purbaya menghadapi tugas besar yang menuntut keberanian dan ketegasan.
Dalam kutipan wawancara yang tayang di YouTube CNN Indonesia pada Minggu, 2 November 2025, Purbaya mengenang percakapan dengan Presiden Prabowo yang berulang kali menanyakan keberaniannya.
Ia menyebut bahwa janji untuk berani menjadi pegangan saat akhirnya menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Purbaya juga mengungkap bahwa sebelum dirinya menjabat, Presiden Prabowo sempat resah akibat demo besar yang berujung kerusuhan di berbagai kota pada akhir Agustus 2025.
Menurutnya, situasi tersebut berakar dari kebijakan ekonomi yang kurang tepat dan membuat masyarakat tertekan.
Ia menyebut bahwa Prabowo mulai mencurigai adanya gangguan terhadap jalannya pemerintahan.
Sebagai respons terhadap kondisi kritis itu, Purbaya mengambil langkah strategis dengan mengembalikan likuiditas ke sistem perbankan.
Ia menjelaskan bahwa dana sebesar Rp200 triliun dipindahkan dari Bank Indonesia ke perbankan nasional agar sektor swasta tetap bisa bergerak meski belanja pemerintah tersendat.
Purbaya menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan karena perbankan kekurangan dana, melainkan untuk memastikan sistem tetap cair dan mendukung pemulihan ekonomi.
Ia menyebut bahwa semua kebijakan yang diambilnya merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo, bukan keputusan pribadi.
Langkah-langkah tersebut, menurut Purbaya, bertujuan untuk memperbaiki sistem ekonomi yang sempat tersendat akibat kebijakan sebelumnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

