Repelita Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat adanya dampak signifikan terhadap ekspor udang Indonesia akibat temuan cemaran radioaktif Cs-137 pada produk udang beku. Sejumlah negara tujuan ekspor melakukan re-impor atau pengembalian produk tersebut ke Indonesia.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa pada bulan September 2025, total volume re-impor udang Indonesia mencapai 240,54 ton dengan nilai sebesar 2,09 juta dolar AS. Pengembalian ini berasal dari beberapa negara tujuan utama ekspor.
Amerika Serikat tercatat sebagai negara dengan volume pengembalian tertinggi. Dari total re-impor tersebut, sebanyak 152,32 ton atau senilai 1,26 juta dolar AS berasal dari Negeri Paman Sam. Nilai tersebut setara dengan sekitar Rp21 miliar jika dikonversi dengan kurs saat ini.
Pudji menjelaskan bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu dari tiga negara dengan nilai ekspor tertinggi bagi Indonesia hingga kuartal ketiga tahun ini. Sepanjang Januari hingga September 2025, nilai ekspor Indonesia ke AS mengalami peningkatan sebesar 8,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh sektor industri pengolahan yang mencatat nilai ekspor sebesar 167,85 miliar dolar AS, atau naik 17,02 persen secara tahunan. Tiga negara tujuan utama ekspor Indonesia adalah Cina, Amerika Serikat, dan India.
Kontribusi ketiga negara tersebut terhadap total ekspor nonmigas Indonesia mencapai 41,81 persen selama periode Januari hingga September 2025. Cina tetap menjadi pasar ekspor terbesar dengan nilai mencapai 46,47 miliar dolar AS atau 23,26 persen dari total ekspor nonmigas.
Amerika Serikat berada di posisi kedua dengan nilai ekspor sebesar 23,03 miliar dolar AS atau 11,53 persen, disusul India dengan nilai 14,02 miliar dolar AS atau 7,02 persen. Komoditas ekspor utama ke Cina meliputi besi dan baja, bahan bakar mineral, serta produk nikel.
Sementara itu, ekspor ke Amerika Serikat didominasi oleh mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian rajutan dan aksesorisnya, serta alas kaki. Pudji menekankan pentingnya menjaga kualitas dan keamanan produk ekspor agar tidak menimbulkan kerugian ekonomi dan reputasi di pasar global.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

