Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Waketum Projo Disingkirkan Setelah Tolak Proyek Kereta Cepat, Ungkap Penyesalan atas Whoosh

 

Repelita Jakarta - Di balik gemuruh proyek kereta cepat Jakarta–Bandung yang kini dikenal dengan nama Whoosh, tersimpan kisah pribadi dari seorang relawan yang pernah berada di lingkaran awal kekuasaan Presiden Joko Widodo.

Budianto Tarigan, Wakil Ketua Umum Relawan Projo periode 2014–2019, mengungkapkan pengalamannya dalam sebuah podcast yang dipandu jurnalis senior Margi Syarif. Ia mengenang momen ketika proyek Whoosh pertama kali dibicarakan di istana pada akhir 2014.

Dalam pertemuan tersebut, Budi sempat mempertanyakan urgensi dan manfaat ekonomi dari proyek tersebut. Ia mengaku bertanya langsung kepada Presiden Jokowi, namun mendapat jawaban singkat bahwa proyek itu sudah menjadi program yang disepakati.

Budi mengaku tidak mengetahui siapa yang dimaksud dengan “teman-teman” dalam pernyataan Presiden. Ia menduga yang dimaksud adalah para menteri atau investor asing yang telah diajak bicara sebelumnya.

Ia juga menyebut bahwa gestur Presiden saat itu menunjukkan ketidaksenangan, meski tetap tenang dan melanjutkan makan malamnya. Momen tersebut menjadi titik balik bagi Budi dalam hubungannya dengan lingkar kekuasaan.

Budi mengenang masa awal Projo sebagai gerakan relawan yang dibangun tanpa pamrih, dengan semangat gotong royong dan idealisme. Namun seiring waktu, ia merasa nilai-nilai tersebut mulai terkikis oleh agenda kekuasaan.

Setelah menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap proyek Whoosh, Budi perlahan mulai dijauhkan dari lingkaran istana. Ia mengaku hanya sempat diundang satu dua kali, sebelum akhirnya tidak lagi dihubungi.

Ia juga menyebut pertemuannya dengan Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno, hanya berujung pada imbauan untuk bersabar. Budi menyampaikan kekecewaannya bukan karena tidak mendapat posisi, melainkan karena idealisme yang dulu diperjuangkan berubah menjadi proyek yang penuh tanda tanya.

Dalam wawancara tersebut, Budi menyebut dirinya mungkin telah “kena prank”, mengulang candanya dengan nada getir. Ia menyampaikan bahwa kepercayaannya terhadap revolusi mental kini berubah menjadi keraguan terhadap sistem yang tidak benar-benar berubah.

Kini, ketika kereta cepat Whoosh melaju membelah jarak Jakarta–Bandung dalam waktu 40 menit, Budi hanya bisa menyaksikan dari jauh. Ia merasa ditinggalkan sebagai seorang relawan yang dulu percaya bahwa kecepatan bukanlah segalanya.

Di antara dentum mesin dan kebanggaan proyek nasional, tersisa suara lirih dari seorang idealis yang pernah percaya bahwa perubahan sejati datang dari keberanian mempertanyakan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved