[VIRAL] Mandor Asing Tewas di Morowali, Video Dugaan Pengeroyokan di Kawasan Industri viral

 

Repelita Morowali - Suasana duka menyelimuti kawasan industri PT Fajar Metal Industry (FMI) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, menyusul tewasnya seorang mandor asing dalam insiden yang diduga melibatkan aksi kekerasan.

Peristiwa yang disebut terjadi pada Rabu, 22 Oktober 2025 itu mencuat ke publik setelah sebuah video yang diduga merekam kronologi pengeroyokan terhadap mandor tersebut beredar luas dan viral di media sosial.

Meski telah menjadi perbincangan hangat dan memicu berbagai spekulasi, kasus kematian mandor asal Tiongkok itu belum dilaporkan secara resmi ke jajaran Polsek Bahodopi.

Kondisi ini menyebabkan proses hukum belum dapat dimulai, sementara informasi yang beredar di masyarakat masih simpang siur dan belum terverifikasi.

Video yang menggambarkan dugaan pengeroyokan terhadap mandor asing tersebut mulai beredar di Instagram pada Senin, 27 Oktober 2025.

Dalam rekaman itu, terlihat seorang pria yang disebut sebagai mandor asal China menjadi korban kekerasan di lingkungan kerja.

Insiden tersebut disebut berawal dari konflik personal di tempat kerja, tepatnya di kawasan industri PT FMI yang berada di area PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Korban diketahui memarahi dan memukul seorang pekerja baru yang berstatus helper karena dianggap tidak mengikuti instruksi kerja.

Tak lama setelah kejadian itu, belasan pekerja lain mendatangi korban dan melakukan pengeroyokan yang berujung pada kematian mandor di lokasi kejadian.

Kapolsek Bahodopi Polres Morowali, Ipda Ewaldo Tasmi, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan kebenaran informasi yang beredar karena belum ada laporan resmi yang masuk.

Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap video yang beredar dan akan menelusuri fakta-fakta terkait insiden tersebut melalui penyelidikan lanjutan.

Menanggapi insiden ini, pengamat ketenagakerjaan Isram Said Lolo menyampaikan pandangannya bahwa lemahnya pengawasan dan minimnya perlindungan terhadap tenaga kerja di lapangan menjadi faktor pemicu konflik yang berujung fatal.

Ia mendesak pemerintah daerah dan pengelola kawasan industri untuk segera mengambil langkah konkret dalam memperketat pengawasan dan menjamin keselamatan kerja.

Menurut Isram, hubungan kerja yang harmonis dan sistem perlindungan yang kuat harus menjadi prioritas di lingkungan industri strategis seperti Morowali.

Insiden ini menyisakan sejumlah pertanyaan penting, terutama terkait alasan belum dilaporkannya kasus tersebut ke pihak berwajib meski telah terjadi beberapa hari sebelumnya dan telah viral di media sosial.

Analisis dari para ahli ketenagakerjaan juga menyoroti akar persoalan yang lebih dalam, yaitu lemahnya sistem pengawasan dan perlindungan terhadap pekerja, baik lokal maupun asing.

Viralnya kasus ini diharapkan menjadi momentum evaluasi bagi seluruh pemangku kepentingan di kawasan industri Morowali untuk membangun lingkungan kerja yang tidak hanya produktif, tetapi juga aman dan berkeadilan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga