
Repelita Jakarta – Nama Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, kembali menjadi sorotan publik setelah muncul wacana pengusulan dirinya sebagai pahlawan nasional.
Di tengah ramainya perbincangan tersebut, tokoh Nahdlatul Ulama, Umar Hasibuan, turut menyampaikan pandangannya. Namun, fokus Umar bukan pada wacana penganugerahan gelar pahlawan, melainkan pada perbandingan antara Soeharto dan presiden-presiden Indonesia lainnya.
Umar Hasibuan yang juga merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa, mengungkit kembali bagaimana Soeharto menjalankan kekuasaannya selama lebih dari tiga dekade.
Selama 32 tahun menjabat sebagai kepala negara, Umar menyoroti bahwa Soeharto hanya memberikan jabatan menteri kepada satu orang anaknya.
Kala itu, Siti Hardiyanto Rukmana atau Tutut ditunjuk sebagai Menteri Sosial oleh sang ayah.
Seburuk-buruknya pak Suharto dalam berkuasa 32 tahun, dia hanya kasih mbak Tutut jabatan mensos, tulis Umar dalam unggahannya di X pada Jumat 24 Oktober 2025.
Umar juga menekankan bahwa meskipun kepemimpinan Soeharto kerap disebut otoriter, ia tidak pernah mengubah konstitusi demi kepentingan keluarganya.
Gak pernah merubah konstitusi demi anaknya, ujarnya.
Berangkat dari perbandingan tersebut, Umar kemudian melontarkan pertanyaan terbuka kepada publik mengenai siapa presiden paling buruk dalam sejarah Indonesia.
Menurut kalian siapa mantan presiden paling buruk dan paling jahat sejak Indonesia merdeka? ucapnya.
Soeharto sendiri menjabat sebagai presiden setelah menggantikan Soekarno, dan dikenal oleh sebagian kalangan sebagai pemimpin dengan gaya pemerintahan yang keras.
Puncak kekuasaannya berakhir pada tahun 1998, ketika berbagai elemen masyarakat sipil menuntut pengunduran dirinya setelah 32 tahun berkuasa.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

