
Repelita Jakarta - Pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh bermasalah sejak awal memicu pertanyaan serius dari publik.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi menilai klaim tersebut terkesan janggal dan kontradiktif.
“Kalau memang busuk sejak awal, kenapa tidak dibongkar waktu masih di bawah kendali beliau?” ujar Uchok Sky Khadafi saat dihubungi pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Uchok menegaskan, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2021, Luhut secara resmi ditunjuk sebagai Ketua Komite Proyek KCJB.
Artinya, pengawasan, evaluasi, dan arah kebijakan proyek strategis ini seharusnya menjadi tanggung jawab penuh Luhut.
Uchok Sky Khadafi menambahkan, proyek Whoosh diketahui mengalami pembengkakan biaya signifikan. Estimasi awal proyek sekitar 5,5 miliar dolar AS, namun nilai proyek disebut meningkat menjadi 7,2 miliar dolar AS.
Menurut Uchok, pengawasan yang kurang profesional dan arah kebijakan yang ambigu dari pimpinan proyek membuat dugaan praktik korupsi dan manipulasi anggaran menjadi lebih besar.
Ia menekankan, jika sejak awal proyek memang bermasalah, seharusnya ada langkah tegas untuk membongkar atau membenahi proyek tersebut ketika masih berada di bawah kendali Luhut.
Uchok mengingatkan publik dan pihak terkait untuk menuntut akuntabilitas penuh dari pejabat yang memegang tanggung jawab, agar risiko pemborosan anggaran dan praktik tidak transparan bisa diminimalisasi.
“Kalau tidak ada tindakan sejak awal, kerugian negara akan semakin besar, dan kepercayaan publik terhadap pengelolaan proyek strategis nasional akan terus menurun,” kata Uchok Sky Khadafi.
Pernyataan Uchok ini menjadi sorotan karena menekankan pentingnya pengawasan langsung dan tanggung jawab pejabat terhadap proyek besar yang menyangkut anggaran negara. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

