
Repelita Jakarta – Pernyataan mantan Presiden Joko Widodo yang menyebut proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau Whoosh sebagai bentuk investasi sosial negara memicu respons dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan legislatif.
Salah satu tanggapan datang dari Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Herman Khaeron, yang mempertanyakan siapa yang akan menanggung beban utang proyek tersebut jika memang dikategorikan sebagai investasi sosial.
Dalam pernyataannya di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2025, Herman menyebut bahwa jika proyek Whoosh dianggap sebagai investasi sosial untuk meningkatkan produktivitas nasional, maka negara seharusnya bertanggung jawab atas kerugiannya.
"Siapa yang akan menalangi kalau memang ini bagian dari investasi sosial negara dengan meningkatkan produktivitas," ujar Herman.
Namun, ia menyoroti pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan digunakan untuk menutup utang proyek Whoosh.
"Kalau memang kemudian negara, ini, kan, persoalannya Pak Purbaya mengatakan bahwa APBN enggak mau bayarin lagi begitu, lo," lanjut Herman.
Berdasarkan data yang beredar, total utang proyek Whoosh mencapai 7,27 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp120,38 triliun dengan asumsi kurs Rp16.500 per dolar. Sebagian besar pembiayaan proyek ini, yakni 75 persen, berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga dua persen dan tenor selama 40 tahun.
Herman juga menyampaikan bahwa Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI akan meminta penjelasan dari konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang bertanggung jawab atas pengelolaan proyek Whoosh.
PSBI merupakan konsorsium yang dipimpin oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan turut menanggung risiko kerugian dari operasional kereta cepat tersebut.
“Kami akan meminta keterangan dan informasi mengenai langkah-langkah strategis ke depan yang bisa dibangun supaya ini tidak rugi, karena ruginya akan panjang,” tegas Herman.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

