Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Satu Kebijakan Purbaya yang Dianggap Rocky Gerung Aneh,Kuliah Umum Berubah Jadi Sindiran Umum

 PURBAYA KEJAR TARGET - Rocky Gerung menilai ada arah baru yang sedang ditempuh Menteri Keuangan Purbaya, yakni sebuah jalur menuju panggung politik nasional, bahkan hingga Pilpres 2029. (Kolase TribunTrends/Instagram MenkeuRI)

Repelita Tarakan – Langit mendung yang menyelimuti Kota Tarakan pada Senin, 27 Oktober 2025, tidak menyurutkan semangat para mahasiswa Universitas Borneo Tarakan yang memenuhi aula kampus untuk mengikuti kuliah umum bertema “Etika Berpikir dalam Demokrasi”.

Di tengah antusiasme peserta, Rocky Gerung tampil sebagai pembicara utama dan langsung menyita perhatian dengan gaya retorika khasnya yang tajam dan provokatif.

Awalnya, diskusi berlangsung dalam nuansa akademis, dihadiri pula oleh anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP, Deddy Sitorus, yang turut menyimak jalannya acara.

Namun suasana mendadak berubah ketika seorang mahasiswa mengangkat isu kebijakan ekonomi nasional, khususnya yang berkaitan dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Rocky merespons dengan sindiran yang mengundang gelak tawa, menyebut nama Purbaya sebagai singkatan dari “pura-pura banyak gaya”, merujuk pada gaya komunikasi sang menteri yang dinilai lebih menonjol daripada substansi kebijakan.

Ia menilai bahwa Purbaya kini menjadi sosok yang dielu-elukan media bukan karena gagasan ekonomi yang kuat, melainkan karena keberanian dalam menyampaikan pernyataan yang kontroversial.

Rocky kemudian mengarahkan kritiknya pada kebijakan penyaluran dana sebesar Rp200 triliun ke bank-bank milik negara atau Himbara, yang menurutnya belum memiliki kajian mendalam.

Ia menyebut bahwa dana tersebut justru tidak menggerakkan ekonomi rakyat, melainkan hanya berputar di sistem perbankan yang sibuk menghitung bunga.

“Rp200 triliun diguyurkan ke bank-bank negara, artinya bank negara kekurangan imunitas, masih menjadi busur, diguyur,” ujar Rocky, yang membuat sebagian mahasiswa terdiam merenung.

Rocky mempertanyakan apakah benar bank-bank tersebut kekurangan imunitas, dan mengkritik bahwa tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap dampak kebijakan tersebut terhadap daya beli masyarakat.

Ia menyebut bahwa uang yang disimpan di bank pemerintah hanya menganggur, sementara rakyat masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar akibat lemahnya daya beli.

Dalam penutupnya, Rocky menyampaikan bahwa arah kebijakan ekonomi Purbaya lebih condong pada pencitraan daripada solusi nyata, dan menyebut sang menteri hanya mencari sensasi.

Ia juga menyinggung klaim Purbaya yang menyatakan akan menjalankan Sumitronomics, ideologi ekonomi gagasan Presiden Prabowo Subianto, yang menurutnya tidak akan berarti tanpa pemikiran mendalam dan strategi implementasi yang konkret.

Rocky mengajak para mahasiswa untuk lebih kritis dalam membaca dan menelaah kebijakan ekonomi, agar tidak terjebak pada narasi yang hanya mengedepankan citra tanpa substansi.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved