
Repelita Jakarta - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengungkapkan pandangan kritis mengenai kondisi Badan Usaha Milik Negara yang menurutnya mengalami kerusakan serius dalam satu dekade terakhir.
Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui kanal YouTube pribadinya, Manusia Merdeka, dalam unggahan yang dipublikasikan pada 29 Oktober 2025.
Menurut Said Didu, BUMN yang kini diwarisi oleh Presiden Prabowo Subianto berada dalam keadaan yang sangat rusak dan membutuhkan penanganan mendalam.
Ia menyebut bahwa kerusakan tersebut disebabkan oleh tiga faktor utama yang saling berkaitan dan memperburuk keadaan.
Faktor pertama yang ia soroti adalah penempatan sumber daya manusia yang tidak profesional di tubuh BUMN.
Menurutnya, banyak posisi strategis diisi oleh individu yang berasal dari kalangan relawan atau orang-orang dekat kekuasaan, bukan berdasarkan kompetensi dan pengalaman.
“Penyebab kerusakan adalah penempatan orang-orang yang tidak profesional yang diisi orang-orang diisi oleh relawan dan dekat kekuasaan sehingga membuang profesionalisme,” ujarnya.
Faktor kedua yang disebutkan Said adalah penugasan proyek-proyek besar kepada BUMN yang dinilai tidak layak secara bisnis dan hanya bertujuan memenuhi ambisi pribadi mantan Presiden Joko Widodo.
Ia menilai bahwa proyek-proyek tersebut membebani BUMN secara finansial dan operasional tanpa mempertimbangkan kelayakan jangka panjang.
“Penugasan kepada BUMN yang tidak layak untuk memenuhi ambisi pribadi dari Presiden (Mantan) Jokowi,” jelasnya.
Sementara itu, faktor ketiga yang ia ungkap adalah dugaan bahwa BUMN telah dijadikan sebagai sumber pembiayaan politik yang tidak transparan.
Ia menyebut bahwa praktik ini berlangsung secara tersembunyi dan merusak integritas kelembagaan BUMN sebagai entitas bisnis milik negara.
“BUMN sudah dijadikan sumber dari pembiyaan politik yang tersembungi,” terangnya.
Dengan ketiga faktor tersebut, Said Didu menyimpulkan bahwa Presiden Prabowo kini menghadapi tantangan besar dalam membenahi BUMN yang telah mengalami kerusakan struktural dan fungsional.
“Sehingga Presiden Prabowo menerima kondisi BUMN yang sangat parah,” pungkasnya (*).
Editor: 91224 R-ID Elok

