Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Said Didu Sebut Menkeu Purbaya Buka Kotak Pandora Utang Era Jokowi hingga Rp24.000 Triliun

Repelita Jakarta – Pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) memicu reaksi tajam dari sejumlah kalangan, termasuk pengamat politik Said Didu yang menilai bahwa komentar tersebut telah membuka kotak pandora persoalan anggaran pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Said Didu menilai gaya penyampaian Purbaya yang terkesan netral justru memperlihatkan sisi lain dari pengelolaan fiskal negara yang selama ini dianggap tertutup. Ia menyebut bahwa pernyataan tersebut menjadi sinyal terbukanya borok kebijakan keuangan yang diwariskan dari periode sebelumnya.

“Purbaya dengan gaya netral membuka kotak pandora terhadap hal-hal yang selama ini seakan-akan baik-baik saja,” ujar Said Didu dalam program Rakyat Bersuara, Rabu, 29 Oktober 2025.

Ia menambahkan bahwa kebijakan menarik anggaran ke pusat dan pengelolaan dana ke daerah pada masa Menteri Keuangan sebelumnya sangat bermasalah. Menurutnya, hal itu menjadi akar dari berbagai persoalan fiskal yang kini mulai terungkap.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu juga membandingkan Purbaya dengan pendahulunya, Sri Mulyani Indrawati. Ia mengkritik keras kebijakan Sri Mulyani yang dinilainya telah meninggalkan beban utang negara dalam jumlah yang sangat besar.

“Sebagai pejabat publik, apa hasilnya kebijakan Sri Mulyani? Menaikkan utang dari Rp8.000 triliun menjadi Rp24.000 triliun,” sebut Said Didu.

Ia juga menyoroti peningkatan cicilan utang negara yang melonjak dari Rp400 triliun menjadi Rp1.600 triliun, serta bunga utang yang naik dari 2 persen menjadi 6 hingga 7 persen. Menurutnya, angka-angka tersebut belum mencerminkan kondisi riil keuangan negara.

Said Didu menyatakan bahwa jika seluruh kewajiban negara dihitung secara menyeluruh, termasuk utang BUMN dan dana pensiun, maka totalnya bisa mencapai Rp24.000 triliun. Ia menegaskan bahwa pernyataan Purbaya telah membuka tabir persoalan besar yang selama ini tidak diungkap secara terbuka.

“Maka ini kotak pandoranya dibuka (oleh Purbaya),” tegasnya.

Polemik ini bermula dari tanggapan Purbaya terhadap pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut proyek Whoosh bukan untuk mencari keuntungan, melainkan sebagai investasi jangka panjang guna mengurangi kerugian akibat kemacetan.

Dalam tanggapannya kepada awak media di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2025, Purbaya membenarkan adanya nilai sosial dalam proyek tersebut, namun memberikan catatan penting terkait efektivitas pembangunan. Ia menekankan perlunya penguatan ekonomi di sekitar jalur kereta agar manfaat proyek benar-benar dirasakan masyarakat.

“(Pernyataan Jokowi) ada betulnya juga sedikit, karena kan Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga,” ujar Purbaya.

Ia mencontohkan pentingnya membangun titik pemberhentian tambahan untuk menghidupkan ekonomi lokal. Pandangan tersebut dinilai sebagai upaya menempatkan proyek warisan pemerintahan sebelumnya dalam kerangka pembangunan yang lebih produktif.

Namun, bagi Said Didu, pandangan kritis Purbaya justru menjadi pembuka terhadap persoalan anggaran yang lebih luas dan mendalam.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved