Rocky Gerung Nilai Pernyataan Jokowi soal Whoosh Terlalu Defensif dan Pertegas Dugaan Penyimpangan Proyek

Repelita Jakarta - Mantan Presiden Joko Widodo akhirnya memberikan tanggapan atas sorotan publik terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang dianggap membebani keuangan negara akibat besarnya utang yang ditanggung pemerintah.

Dalam pernyataannya, Jokowi menyebut bahwa pembangunan kereta cepat bukan semata proyek infrastruktur, melainkan investasi jangka panjang yang diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat.

Ia berdalih bahwa kemacetan parah di kawasan Jakarta dan Bandung telah menimbulkan kerugian produktivitas yang jauh lebih besar dibandingkan biaya pembangunan proyek tersebut.

Namun, pandangan Jokowi tersebut mendapat kritik tajam dari pengamat politik Rocky Gerung yang menilai bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk pembenaran terhadap kebijakan yang kini tengah disorot publik dan diperiksa aparat penegak hukum.

Rocky menyebut bahwa komentar Jokowi menunjukkan adanya antisipasi terhadap potensi ancaman hukum yang bisa menyasar dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.

Menurut Rocky, respons Jokowi terkesan defensif dan menunjukkan upaya mencari legitimasi atas penganggaran proyek yang kini dikaitkan dengan dugaan penyimpangan.

Ia menegaskan bahwa isu proyek Whoosh telah masuk dalam wacana korupsi karena Komisi Pemberantasan Korupsi sudah mulai melakukan pemeriksaan terkait.

Rocky menyatakan bahwa sorotan terhadap proyek kereta cepat lebih kuat dibandingkan isu lain yang pernah menyeruak, seperti dinasti politik atau ijazah palsu.

Ia menekankan bahwa perdebatan bukan soal penting atau tidaknya transportasi publik, melainkan dugaan adanya mark-up dan potensi penyimpangan anggaran dalam proyek tersebut.

Rocky menyebut bahwa kerugian akibat salah perencanaan, dugaan mark-up, dan praktik cash back menjadi perhatian utama dalam kasus ini.

Ia menambahkan bahwa jika Jokowi mulai merasa terganggu, maka hal itu bisa dibaca sebagai upaya menghindar dari sorotan terkait dugaan korupsi.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga