
Repelita Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan kekesalannya terhadap keberadaan sosok pintar dalam pemerintahan yang dinilai mengakali rakyat dan pemimpin politik.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam kegiatan Pemusnahan Barang Bukti Narkoba sebanyak 214,84 ton di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa tidak boleh ada mafia atau kelompok terselubung yang beroperasi di dalam pemerintahan, termasuk individu yang merasa mampu memanipulasi arah kebijakan dan kepemimpinan politik.
Ia menyatakan bahwa orang seperti itu tidak layak berada di dalam struktur pemerintahan dan harus disingkirkan demi menjaga integritas negara.
Menanggapi pernyataan tersebut, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menyampaikan sindiran melalui akun media sosialnya pada Jumat, 31 Oktober 2025.
"Lah, kan tinggal dipecat aje tu manusia bang. Ente kan kepala pemerintahannya. Buset dah, tiap pidato isinya cuman curhat muluk…," tulis Islah dalam unggahan Facebook pribadinya.
Pernyataan Islah langsung memicu respons dari warganet yang menafsirkan pidato Prabowo sebagai bentuk sindiran internal terhadap pihak-pihak tertentu di lingkaran pemerintahan.
Beberapa komentar menyebut bahwa pernyataan tersebut bisa jadi merupakan kode keras kepada pejabat yang dinilai bermain di belakang layar dan tidak menjalankan tugas secara jujur.
Sebagian lainnya mempertanyakan siapa sosok yang dimaksud oleh Presiden, dengan menebak-nebak latar belakang dan posisi orang yang disebut mengakali rakyat dan pemimpin politik.
Islah juga menyinggung bahwa sebagai kepala pemerintahan, Prabowo memiliki kewenangan penuh untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapapun yang dianggap merusak kepercayaan publik.
Ia menilai bahwa pidato yang berisi keluhan seharusnya diikuti dengan langkah konkret, bukan sekadar pernyataan terbuka yang berulang tanpa penyelesaian nyata.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

