Repelita Jakarta – Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno melontarkan kritik tajam terhadap lambannya realisasi janji Presiden Prabowo Subianto dalam membentuk Komite Reformasi Kepolisian.
Dalam diskusi publik yang digelar Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada Senin, 21 Oktober 2025, Oegroseno menyebut bahwa agenda reformasi Polri yang dijanjikan presiden justru melempem dan kehilangan arah.
Ia menyoroti langkah Polri yang lebih dulu membentuk Tim Transformasi Reformasi internal sebagai bentuk manuver yang mendahului komitmen presiden.
Jeruk makan jeruk saja lah, ucap Oegroseno menyindir keras langkah institusi yang pernah dipimpinnya.
Menurutnya, pembentukan tim internal oleh Polri bukan hanya bentuk ketidaksinkronan, tetapi juga upaya menyalip arah kebijakan yang seharusnya datang dari kepala negara.
Ia menilai bahwa reformasi yang dilakukan secara internal tanpa pengawasan independen berpotensi menjadi kosmetik belaka.
Dalam forum yang sama, sejumlah tokoh lain turut menyuarakan keprihatinan terhadap stagnasi agenda reformasi kepolisian.
Refly Harun menyebut bahwa langkah Polri membentuk tim sendiri adalah bentuk sabotase halus terhadap agenda negara.
Bagi yang paham ritme kekuasaan, ini jelas upaya menelikung presiden, ujarnya.
Sementara itu, Said Didu mempertanyakan keberanian politik Presiden Prabowo dalam menepati janji reformasi yang pernah disampaikan kepada publik.
Apakah Prabowo masih mau dan berani mereformasi polisi?, tanyanya.
Ia menilai bahwa ketakutan presiden bukan berasal dari posisi sebagai mantan jenderal, melainkan sebagai politisi yang terikat kepentingan partai.
Ketakutan itu politik, bukan kepemimpinan, tegasnya.
Oegroseno menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa tanpa komitmen kuat dari presiden, reformasi Polri hanya akan menjadi slogan tanpa arah.
Ia mendesak agar Presiden Prabowo segera mengambil alih kendali dan tidak membiarkan agenda reformasi disalip oleh manuver internal lembaga.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

