Repelita Surabaya - Direktur Gerakan Perubahan dan anggota Advisory Board MSI, Muslim Arbi, menyampaikan pandangan kritis terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang dinilai menyimpan banyak persoalan tersembunyi.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan pada 29 Oktober 2025, Muslim menilai proyek kerja sama antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok melalui KCIC tersebut menjadi salah satu alasan kuat mengapa Presiden Joko Widodo sempat ngotot memperpanjang masa kekuasaannya sebelum Pilpres 2019–2024.
Ia menyebut bahwa pada masa itu, situasi politik nasional mengalami gejolak besar dengan pro dan kontra yang tajam di tengah masyarakat.
Menurut Muslim, dorongan untuk memperpanjang kekuasaan Jokowi tidak lepas dari peran Luhut Binsar Pandjaitan yang disebut sebagai motor utama di balik upaya tersebut.
Muslim menguraikan tiga skenario yang sempat digulirkan untuk memperpanjang masa jabatan Jokowi, yakni melalui wacana tiga periode, penundaan pemilu, dan penambahan dua tahun masa jabatan dengan dalih penanganan pandemi.
Ia menyampaikan bahwa berkat kesadaran konstitusional dan tekanan publik yang kuat, seluruh skenario tersebut akhirnya gagal total.
Namun, ia menilai bahwa munculnya Gibran Rakabuming Raka sebagai figur politik yang direstui menunjukkan masih adanya potensi dan ancaman dari dinasti kekuasaan yang ingin terus berlanjut.
Muslim menyebut bahwa setelah Pilpres 2024 sukses digelar dan kekuasaan berpindah ke tangan Prabowo Subianto, mulai terlihat berbagai kelemahan dan kebobrokan dari pemerintahan Jokowi selama satu dekade terakhir.
Salah satu yang disorot adalah proyek ambisius infrastruktur kereta cepat Whoosh yang menurutnya menjadi pintu masuk untuk membongkar tabir gelap kekuasaan.
Ia menilai bahwa sikap Jokowi dan Luhut yang berusaha menjauh dari tanggung jawab proyek tersebut justru memperkuat dugaan adanya motif politik di balik ambisi memperpanjang kekuasaan.
Muslim menyatakan bahwa untuk mengungkap seluruh persoalan yang merugikan negara, kasus Whoosh harus dijadikan titik awal oleh publik dan aparat penegak hukum.
Ia menyerukan agar masyarakat yang sadar dan waras terus mengawasi kinerja KPK agar segera mengusut tuntas kerugian negara yang ditimbulkan selama masa pemerintahan Jokowi dan Luhut.
Muslim menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa cerita Whoosh hanyalah permulaan dari rangkaian persoalan lain yang perlu dibongkar demi kepentingan bangsa dan negara (*).
Editor: 91224 R-ID Elok

