Repelita Jakarta - Publik menyoroti langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disebut berpeluang memanggil Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait dugaan korupsi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Kecurigaan itu muncul karena proyek yang dimulai pada masa pemerintahan Jokowi tersebut meninggalkan beban utang besar yang kini diwariskan ke pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Meski demikian, sebagian masyarakat masih meragukan keberanian KPK di bawah kepemimpinan Setyo Budiyanto untuk benar-benar menindak tegas para tokoh yang dianggap memiliki keterlibatan dalam proyek tersebut.
“Halah mana berani KPK, sistemnya sudah terstruktur selama 10 tahun melindungi,” tulis akun xpatriot46 dalam kolom komentar unggahan Instagram RMOL berjudul Selidiki Dugaan Korupsi Whoosh, KPK Siap Panggil Jokowi-Luhut pada Senin, 27 Oktober 2025.
“Emang (KPK) berani?” sahut akun syukuri_abdoel menimpali komentar tersebut.
Sejumlah warganet lain bahkan pesimistis langkah pemanggilan Jokowi dan Luhut akan menghasilkan kemajuan berarti dalam penanganan kasus yang ditaksir menimbulkan kerugian hingga lebih dari Rp116 triliun itu.
“Panggil untuk ngobrol-ngobrol, ketawa-ketiwi sambil minum kopi. Habis itu pulang. Kasus Whoosh senyap,” tulis akun sonya_tambun.
“Langsung ciduk dong, masa beda banget perlakuannya,” komentar akun kaylanano5.
“Kalau KPK enggak berani, nanti Kejagung turun gunung ya,” sindir akun makbulmaki.
Beragam tanggapan tersebut menunjukkan publik masih skeptis terhadap integritas lembaga antirasuah itu dalam menangani kasus besar yang menyangkut nama pejabat tinggi negara.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

