Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Jhon Sitorus Menilai Proyek Kereta Cepat Menjadi Beban Akibat Ambisi Jokowi


 Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Jhon Sitorus kembali angkat suara terkait polemik proyek Kereta Cepat yang kini menjadi sorotan publik.

Belakangan, muncul pernyataan Ketua Dewan Energi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut akan dilakukan restrukturisasi utang proyek hingga 60 tahun ke depan.

Jhon menilai proyek Kereta Cepat lebih didorong oleh ambisi pribadi mantan Presiden Jokowi ketimbang kebutuhan masyarakat.

Pada akhirnya, Jokowi terjebak oleh kelakuannya sendiri. Proyek kereta cepat ternyata lebih ke ambisi pribadi dibandingkan dengan kebutuhan rakyat, ujar Jhon kepada fajar.co.id, Kamis 23 Oktober 2025.

Ia menambahkan, Jokowi kini tidak bisa menikmati masa pensiunnya dengan tenang karena masih dibayangi persoalan politik dan ekonomi.

Jokowi tak bisa tenang setelah pensiun. Masa depan politik anak-anaknya masih mengambang, urusan masa lalunya mulai mengancam, sebutnya.

Jhon juga menyinggung kebijakan restrukturisasi utang sebesar 116 triliun rupiah yang disebut akan dibayar hingga enam dekade ke depan.

Apalagi, restrukturisasi 116 T utang Whoosh jadi 60 tahun jelas akan semakin jadi beban ke depannya, tegasnya.

Keputusan yang diambil selama pemerintahan Jokowi disebut akan menjadi beban berat bagi presiden berikutnya.

Siapapun presidennya, harus siap diwarisi oleh tumpukan masalah yang diciptakan tanpa isi kepala, Jhon menuturkan.

Isi kepala Jokowi hanya soal kekuasaan, bukan masa depan rakyat Indonesia, kuncinya.

Luhut sebelumnya menyampaikan bahwa utang proyek Kereta Cepat akan direstrukturisasi agar beban pembayaran lebih ringan dan proyek tetap berkelanjutan.

Kemarin kita bicara dengan Kementerian Keuangan, tidak ada masalah. Karena kalau kita restructuring 60 tahun, itu kan jadi lebih kecil, ujar Luhut dalam acara 1 Tahun Prabowo-Gibran.

Ia menjelaskan bahwa melalui skema baru, kewajiban pembayaran tahunan bisa ditekan menjadi sekitar 2 triliun rupiah per tahun.

Jadi kita misalnya bayar 2 triliun kira-kira satu tahun, dan kemudian penerimaan dari operasional 1,5 triliun, jelasnya.

Kesepakatan restrukturisasi dengan Tiongkok telah dicapai sebelumnya, namun pelaksanaannya sempat tertunda karena pergantian pemerintahan.

Kita mau lakukan tadi restructuring dengan pihak Tiongkok. Dan itu mereka sudah setuju, tambahnya.

Luhut menegaskan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak hanya meningkatkan konektivitas transportasi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Proyek ini sudah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, tidak hanya dari sisi transportasi, tetapi juga dari efisiensi waktu dan lingkungan, kuncinya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved