Repelita Denpasar – Sharon, ibunda almarhum Timothy Anugerah Saputra, akhirnya buka suara dan membagikan kisah emosional saat dirinya bertemu langsung dengan salah satu calon dokter yang sempat meledek kematian putranya.
Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, Sharon mengisahkan bagaimana ia menahan amarah dan kesedihan mendalam ketika berhadapan dengan mahasiswa yang sempat viral karena diduga ikut membully kematian Timothy.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya telah bertemu dengan mahasiswa yang namanya ramai dibicarakan di media sosial dan dikaitkan dengan percakapan grup yang berisi komentar tidak pantas soal meninggalnya Timothy.
Banyak orang hanya tahu potongan cerita dari media sosial, padahal tidak semuanya benar, ujar Sharon lirih dalam sebuah kesempatan.
Sebelumnya, publik dihebohkan dengan beredarnya tangkapan layar percakapan sejumlah mahasiswa dan calon dokter yang tampak menertawakan kematian Timothy.
Timothy Anugerah Saputra, atau akrab disapa Timi, merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Udayana yang ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai empat gedung kampus pada Rabu 15 Oktober 2025.
Kabar duka tersebut memicu gelombang simpati sekaligus kemarahan publik setelah munculnya bukti percakapan bernada ejekan dari sejumlah mahasiswa dan calon dokter.
Yang lebih menyakitkan, Sharon sendiri sempat membaca isi percakapan tersebut, termasuk komentar dari mahasiswa kedokteran yang menurutnya sangat menyayat hati.
Saya membaca chat itu, yang paling menusuk hati saya itu adalah yang dari FK. Karena dokter, ujar Sharon, Jumat 24 Oktober 2025.
Menurutnya, komentar tersebut terasa lebih menyakitkan karena datang dari seseorang yang seharusnya menjunjung tinggi empati terhadap kehidupan manusia.
Namun di tengah kesedihannya, Sharon tak menyangka bahwa pernyataannya di media kemudian direspons langsung oleh salah satu calon dokter yang disebut dalam percakapan viral itu.
Erick Gonata, salah satu nama yang muncul, akhirnya memberanikan diri menemui Sharon untuk meminta maaf secara langsung.
Pertemuan itu berlangsung penuh haru dan menjadi momen pertama bagi Sharon menatap wajah seseorang yang sempat meledek kematian putranya.
Tapi Erick datang. Kemarin Erick yang dari FK ketemu saya, kata Sharon pelan.
Dari pertemuan tersebut, Sharon baru mengetahui bahwa komentar dalam percakapan itu bukan karena kebencian pribadi, melainkan karena ketidaktahuan dan ikut-ikutan bercanda tanpa memikirkan dampaknya.
Ia juga menyaksikan bagaimana Erick kini harus menanggung cibiran dari netizen setelah isi percakapannya tersebar luas.
Kayak ke Erick, akhirnya dia tahu cerita tentang Timi, sekarang ini dia masih dihujat karena dia belum buat video klarifikasi. Tapi buat saya, saya enggak perlu, imbuh Sharon dengan nada lembut.
Sharon memilih memaafkan Erick, bukan karena melupakan luka, melainkan karena ingin meneladani ketulusan dan kebaikan hati putranya.
Ia berharap tragedi ini menjadi pelajaran bagi para calon tenaga medis untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan lebih berempati terhadap penderitaan orang lain.
Dalam pertemuan tersebut, Sharon juga memberikan permintaan khusus kepada Erick sebagai bentuk tanggung jawab moral.
Saya sudah ketemu sama Erick, sudah ngobrol panjang lebar sama Erick. Erick sudah tahu gimana Timi sehari-hari seperti apa, visi misi yang dia bawa bagaimana. Saya bilang Erick, kamu harus jadi dokter yang berbeda, ungkap Sharon.
Ia kemudian menceritakan bahwa ayah Erick pernah mendapatkan perawatan gratis dari seorang dokter di vihara, yang menjadi inspirasi Erick untuk menjadi dokter.
Sebagai bentuk hukuman, Sharon meminta Erick untuk rutin mengabari dirinya.
Saya bilang ke Erick, kamu harus jadi dokter yang sungguh-sungguh, yang luar biasa. Dan sekarang I jadi mama kamu. Jadi kamu juga I kenakan wajib lapor. Kamu wajib laporkan apa yang terjadi sama kamu. Aku mau melihat kamu berkembang, melanjutkan hidup setelah ini, bagaimana kamu melayani orang-orang. Tante pengin melihat itu, imbuh Sharon.
Tak hanya Erick, Sharon juga memberikan perlakuan serupa kepada mahasiswa lain yang terlibat dalam percakapan viral tersebut.
Vito Simanungkalit, mantan Wakil Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP Unud, juga datang menemui Sharon bersama orang tuanya.
Waktu hari Sabtu dari Vito dan orangtuanya minta untuk ketemu saya. Sama Vito saya sampaikan kamu saya kenakan wajib lapor sama saya. Tante sudah enggak punya anak lagi, jadi kamu sekarang harus jadi anak tante. Tante ingin lihat komitmen kamu untuk jadi orang yang lebih baik. Untuk kamu bawa spirit Timi, ujar Sharon.
Dari perbincangan itu, Sharon baru mengetahui bahwa Vito adalah anak yatim.
Ternyata dia sudah enggak ada papanya. Sharon bilang ke Vito, kalau kamu update ke mamamu, ingat kamu punya mama satu lagi yang perlu diupdate juga. Jadi kamu saya kenakan wajib lapor, kamu harus update tante juga supaya tante bisa lihat ke depannya kamu menjalani hidupmu secara berbeda dengan lebih baik, ujar Sharon.
Sharon menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menyimpan dendam kepada siapa pun yang telah membully putranya.
Sebaliknya, ia memilih untuk menjadikan mereka sebagai anaknya sendiri karena kini ia sudah tidak memiliki anak lagi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

